Sabtu, 22 Oktober 2011

Chapter 8a

Aku menghampiri Lun4mari4 yang telah berhasil mewujudkan sebuah peri kecil yang melayang rendah di dekatnya.
“Hai Lun4,” sapaku.
Lun4 hanya menoleh lalu kembali memperhatikan peri kecilnya. Tanpa berbicara satu patah kata pun. Mungkin aku lagi kurang charm dengan para cewe, soalnya mereka sepertinya tidak peduli denganku.
“Ciptaan baru lagi? Memangnya ada yang salah?” tanyaku kemudian, dengan berharap kalau itu akan membuatnya memberi perhatian kepadaku.
“Gitu deh,” jawab Lun4 singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari peri baru ciptaannya.
“Aku bantu teliti deh, gak apa-apa kan?” Dengan percaya diri, aku langsung duduk disamping Lun4.
“Silakan,” jawabnya
Aku lalu ikut mengamati ciptaan terbaru Lun4, walau sudah diperhatikan baik-baik, tapi kesannya tidak ada yang salah dari ciptaannya kali ini. Aku melirik ke arah Lun4. Ia hanya menopangkan wajah cantiknya itu ke kedua tangannya. Sepertinya dia juga merasa tidak ada yang salah pada ciptaannya kali ini.
Menit ke menit berikutnya aku habiskan dengan mencoba mengajak ngobrol Lun4, dan seperti yang sudah diduga, jawaban Lun4 hanya sebatas satu atau dua suku kata.
Tepat pada saat aku kehilangan harapan dan memutuskan untuk mencari makanan, disaat itulah aku melihat dia.
Dia baru saja masuk dari portal, rambutnya masih pendek seperti biasa dan dia mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan. Di salah satu tangannya, ia memegang sebuah bola yang bersinar.
Wajahnya juga tidak berubah banyak, masih manis seperti dulu, hanya saja sekarang ia lebih kecoklatan, mungkin karena ia sering berada di arena Field.
Sambil setengah berlari, ia menuju ke mejaku. Aku jadi salah tingkah. Walaupun hubungan kami sudah lama berakhir, tapi tetap saja aku merasa agak risih kalau ia melihatku bersama gadis lain.
Oh ya, aku lupa memperkenalkan namanya, Dia adalah Ryo_cha93, gadis yang dulu menjadi kekasih hatiku, bidadari kecilku, belahan jiwaku. (okay, aku memang sedikit mendramatisir, tapi gak apa-apa kan? Namanya juga dulu lagi jatuh cinta)
 Aku mencoba tidak menatapnya, aku sibuk memikirkan alasan apa yang akan kukemukakan padanya.
Ryo_chan makin mendekati mejaku, dan aku makin gugup. Tapi berbeda dari yang aku harapkan, ternyata Ryo chan malah melewati mejaku dan terus berjalan. Ia bahkan tidak berhenti untuk menyapaku.
Aku hanya terdiam dan sedikit merasa kecewa., Sepertinya aku memang sedang tidak mujur dalam berhadapan dengan cewe-cewe. Mungkin ada hubungannya dengan horoskopku hari ini. Sayang tadi aku ga sempat melihatnya.  Aku melihat ke arah Lun4 dan menyadari kalau dia sama sekali tidak menyadari (atau bahkan peduli) dengan salah tingkahku tadi.


“kenapa kamu ngeliatin aku terus?” tanya Lun4 walau perhatiannya masih tertuju pada peri kecil ciptaannya.
“Heh? Kamu bertanya sama aku?” tanyaku dengan nada sedikit senang, karena akhirnya Lun4 bertanya dengan satu kalimat lengkap.
“memangnya siapa lagi? Masa aku nanya sama dia?” Lun4 akhirnya menatapku.
“Ah, benar juga ya,” aku tertawa kecil. “Bukan apa-apa kok, hanya terpesona dengan kecantikanmu,” jawabku
“Owh,” Lun4 kembali mengalihkan pandangannya ke peri kecil yang akhirnya duduk dimeja.
“jadi siapa namamu?” Tanya Lun4 kemudian.
“namaku?” aku balik bertanya.
“Bukan kamu, tapi dia,” Lun4 menunjuk ke arah peri kecilnya.
Aku mendengar peri kecil Lun4 menjawab dengan suara kecil seperti mencicit.
“Nama yang bagus, lalu kamu suka apa?” Lun4 kembali bertanya.
Memang itu hanya pertanyaan biasa, tapi anehnya aku merasa seperti sebuah de javu. Perasaan aneh seolah aku pernah mengalaminya. Dan aku yakin aku pernah mengalaminya.
“Lun4, apa kau pernah bertanya seperti itu sama aku?” tanyaku
Lun4 menoleh, menatapku sejenak dan berkata dengan pasti, “tidak,” ia lalu kembali mengajak bicara peri kecilnya.
Aku mencoba berpikir kembali, aku yakin aku pernah mengalaminya, aku tidak ingat dimana tapi aku ingat ada seseorang yang pernah bertanya seperti itu padaku. Aku merasa itu adalah hal yang penting, tapi aku tidak bisa mengingatnya sama sekali.
Saat itu aku melihat Ryo chan yang tengah berbicara dengan Shino. Sepertinya pembicaraan mereka cukup rahasia karena keduanya (atau mungkin lebih tepatnya Shino) terlihat berdiri berdekatan. Melihat itu, aku lalu mencoba mencuri dengar. Aku berkonsentrasi, membayangkan Ruangan Utama menjadi sebuah Ruangan 2 Dimensi dan menghilangkan semua orang yang ada kecuali Shino dan Ryo chan. Ini memang salah satu kemampuanku, aku bisa mendengar pembicaraan siapapun walau jaraknya jauh sekalipun dengan hanya berkonsentrasi.
““Tapi yang kau minta itu hal yang susah, Shino. Aku udah lama ga melakukan Full Dive lagi,” Aku mendengar suara Ryo Chan.
“Aku tahu, tapi ini juga hal yang sangat serius dan menyangkut hidup matinya seseorang, lagian aku ga akan minta bantuanmu kalo aku ga yakin cara ini akan aman,” Suara Shino terdengar.
Hidup matinya seseorang? pikirku
“Okay, akan aku coba, tapi kalo keadaan makin gawat, aku akan mundur,” suara Ryo chan kembali terdengar
“Sankyu,”
“Dan shino?”
“Ada apa?”
“Lepasin tanganmu, kau mau aku tonjok ya?” Ryo chan terdengar kesal.
Aku menghilangkan konsentrasiku dan menatap Ryo chan serta Shino yang berjalan menuju Ruang Eksperimen tempat biasa Dive dilakukan. Aku berdiri dari dudukku dan berjalan menuju ke arah Shino dan Ryo chan berada.
Ryo harus kucegah, pikirku, terakhir kali dia melakukan full dive, berakibat ia kehilangan sebagian ingatannya.
Bagi yang belum mengetahui Full Dive, itu adalah sebuah teknik Hack tingkat tinggi. Berbeda dengan Hack yang dilakukan Sinc atau Dhe yang hanya menggunakan serangkaian perintah dalam sebuah program, Full Dive adalah teknik yang menggunakan seluruh kemampuan char yang bersangkutan. Biasanya digunakan untuk mengambil informasi yang tingkat keamanannya tinggi dan tidak mungkin diakses bahkan dengan program Hack nya Sinc. Dan untuk melakukan Full Dive, seseorang harus rela tubuhnya tersambung dengan aliran informasi dari server utama, caranya hampir sama dengan film The Matrix, cuma perbedaannya, kalau dalam The Matrix mereka hanya menggunakan bagian belakang kepala, tapi dalam Full Dive, hampir seluruh tubuh Diver (sebutan bagi yang melakukan Dive) akan dipasangi kabel.
Ryo chan termasuk yang bisa menggunakan Full Dive dengan sempurna. Tapi sejak kejadian tiga bulan lalu, setelah ia kehilangan sebagian ingatannya karena melakukan Full Dive, Ryo chan tidak pernah mau lagi melakukan Full Dive.
Aku mempercepat langkahku menyusul Ryo dan Shino, tapi saat aku baru saja menaiki tangga menuju lantai 2, Ryo yang sudah berada di lantai 2 menoleh kepadaku dan berkata sesuatu, aku tidak mendengar suaranya tapi dari gerak bibirnya aku bisa tahu apa yang ia katakan.
“Tidak apa-apa, Jangan khawatir,” itu yang ia katakan.
Aku berhenti sejenak dan melihat Shino dan Ryo chan memasuki Ruang Eksperimen.
Saat itu, seseorang menepuk pundakku, “Dia tidak akan terluka kok, lagian kejadian waktu itu bukan karena Full Dive tapi karena ada yang memang menghapus ingatan kalian,” aku mendengar suara yang familiar.
Aku menoleh dan melihat Sasyachiru yang hari ini sepertinya ikut-ikutan Pink Little Barbie mengenakan baju serba pink, bahkan ia mengenakan masker pink dan sarung tangan pink. Hanya saja badan Sasya lebih besar daripada Pink Little Barbie.
“Apa maksudnya?” tanyaku. Kali ini aku sedang tidak berniat mengomentari penampilannya yang aneh itu.
“Memangnya kau tidak merasa ada yang aneh, seolah-olah ada bagian dari ingatanmu yang hilang, tapi semakin kau coba mengingat malah semakin kabur?” tanya Sasya
Aku terdiam.
“tapi untuk sekarang lebih baik kau kembali ke tempat lun4, dulu,” sasya mendorong tubuhku perlahan dan dalam sekejap aku sudah kembali duduk di samping Lun4 yang lagi-lagi sepertinya tidak terpengaruh dengan kejadian yang baru saja terjadi.
Pandanganku kembali terarah ke peri kecil Lun4, dan kembali teringat saat Lun4 menanyakan nama peri kecil itu. Aku tidak bisa menghilangkan perasaan aneh bahwa aku pernah mengalami kejadian itu sebelumnya, dan sepertinya itu terkait dengan hal yang penting.
Setelah sekian lama berpikir aku akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Zey_kay, kabarnya kemampuan dia adalah memanipulasi pikiran, mungkin dia bisa membantuku.
Dan tepat pada saat aku berdiri, aku mendengar teriakan Gyaboo tadi, jadi singkat cerita, aku bahkan tidak tahu kapan Tezuka itu sampai dan kenapa bisa banyak orang yang berkerumun didekatnya, apalagi penyebab dia pingsan.

To be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar