Kamis, 31 Maret 2011

Chapter 6a part 4

(mixed up)

Opening BGM : No, Thank You – K-ON ED single
Dengan muka ceria, ia langsung berjalan ke arah mejaku. Nigi lalu duduk dihadapanku, ga berapa lama Naru juga duduk disebelahnya.
“Kamu ngapain sih, ngikutin aku melulu,” protes Nigi.
“kebetulan aja kita bareng,” Naru tersenyum
“Apabila ada perkembangan baru nanti, aku hubungi deh Tezuka-kun,” Kyu berdiri dari duduknya.
“Lho, kenapa buru-buru, Kyu?” tanyaku
“Ntar kalo aku tetap berada di meja ini, aku bisa gatal-gatal, lagian aku kan alergi anjing,” Kyu lalu melangkah pergi meninggalkan kami semua.
“Bye-bye,” Naru melambaikan tangan ke arah Kyu.
Aku menatapnya sambil mengerutkan kening.
“Kenapa?” tanya Naru, “mang aku ga boleh bilang selamat tinggal?”
“Dia mang bego, Tez, ga usah dipikirin,” balas Nigi. “Jadi kamu dan Kyu ada urursan ya?” tanya Nigi kemudian
“Hanya sedikit bisnis,” ujarku sambil memakan sarapanku.
“Nigi, yang bersama Gyaboo sapa?” tanyaku kemudian.
Nigi melihat kearah tempat Gyaboo dan teman-temannya duduk.
“Oh, yang cewe itu Gurl kalo yang cwo bwa monster namanya Gigadramon,”  ujar Nigi, ia lalu memakan makanannya.
“mereka orang lama juga disini?” tanyaku
“Yah, lebih lama dari Gya sih kalo ga salah,” jawab Nigi sambil mengunyah.
“Kalo cwo yang disana?” aku menunjuk ke arah pemuda yang dari tadi sering dipandangi Gyaboo secara diam-diam.
Nigi menoleh lalu menjawab, “ Dann.”
“Dann?” tanyaku
“Dann of Thursday,” jawab Nigi
Aku mengamati keempat orang itu, sepertinya langkah yang bagus kalo aku bisa mendapatkan informasi tentang Tezuka Ayumu yang mereka tau.
Aku bangkit dari dudukku.
“mau kemana Tez?” tanya Nigi
“Mandi, mau ikut?” ajakku sambil tersenyum.
“Aku mau,” Naru langsung mengajukan diri.
“Hmmm, Naru?” tanyaku
“Ya? Aku boleh ikut?” tanyanya.
“Kenapa gelang tanganmu berkedap kedip begitu?” tanyaku sambil menunjuk gelang di tangan kanan Naru yang terus mengeluarkan cahaya merah.
“Wuahh! Sejak kapan ini ada disini!” Naru terlihat panic.
“Dari tadi aku liat kok,” jawabku.
“dia datang, dia bakal datang!” Naru nampak mencari-cari seseorang.
“Naaaaarruuuuuu,” aku mengenali suara itu.
Aku melihat Seiryu baru saja keluar dari ruangan tidur, senyum licik mengembang  diwajahnya.
“Naaaarrrruuuuuu,” panggilnya.
“Jangan mendekat!!” Naru langsung berlari keluar.
“Hey, jangan kabur!” Seiryu langsung mengejarnya.
Aku hanya berdiri terdiam melihatnya, dan aku lihat Nigi masih asyik memakan sarapannya seolah ga peduli tentang hal yang baru saja terjadi.
“Nanti ya, Nigi,” aku menepuk pundaknya dan ia hanya mengangguk.
Pada saat itu aku melihat sebuah ingatan yang berlalu sangat cepat dalam kepalaku, tapi aku yakin aku melihat sosok diriku bersama Nigi. Aku sempat menoleh ke arah Nigi tapi kemudian aku melangkahkan kaki ke kamar mandi bersama.
Setelah melepaskan pakaian, aku bersiap untuk mandi disalah satu shower yang tersedia di kamar mandi bersama untuk Wanita.
Pada saat itu aku melihat Silvergin, yang tengah bersama dengan Hikari Dheean dan Shinigami Chan baru saja selesai mandi. Saat kami saling beradu pandang, suasananya terasa menjadi canggung. Untuk sesaat kami semua terdiam.
Aku berpikir keras mencari topic pembicaraan yang ga terkesan basa basi aja.
“Tezu, sudah baikan?” perkataan Shinigami chan membuatku tersadar.
“hah? Owh… ya,” jawabku gugup.
“ehm… bagaimana dengan kalian?” aku mencoba berbasa basi
“Aku baik-baik saja, Hika chan juga, Sil chan juga gak apa-apa, ya kan?” Shinigami chan menoleh ke arah Silvergin.
“Ya,” jawab silvergin singkat tanpa memandang wajahku.
Kembali kami semua terdiam.
Aku pengen mengatakan padanya, walaupun aku belum terlalu mengenal dia, tapi perasaan senang dan kerinduan yang aku rasakan saat ini begitu kuat. Aku sendiri ga yakin perasaan ini datang dari diriku yang asli ato mungkin dari diriku-diriku yang lain.
“Maaf,” aku mendengar silvergin berkata lirih.
“kenapa?” tanyaku walau aku pikir kata ‘untuk apa’ lebih cocok.
“Aku salah mengira kalau kau itu sahabatku yang hilang, maaf atas kata-kataku waktu itu,” Setelah mengucapkan kata-kata itu Silvergin lalu berjalan keluar, diikuti oleh Hikari Dheean dan Shinigami chan.
Disaat aku berdiri terdiam, setelah mendengar perkataan Silvergin, tiba-tiba aku merasa sedih, air mataku menetes. Aku segera menghapusnya dan segera membasuh diri di bawah siraman air shower, tapi bukannya mereda, tangisku makin menjadi, seakan semua kepedihan itu meluap dari dalam hatiku.
Setelah 15 menit menghabiskan waktu di ruang shower, dan memastikan bahwa mataku tidak terlihat bengkak, dengan puluhan kali memperbaiki penampilan didepan cermin, aku lalu menuju ruangan ganti pakaian untuk mengambil pakaianku.
Kakiku lalu tersandung sesuatu yang ternyata kaki Nana chan.
“Nana chan!” pikiran buruk langsung menghantuiku.
Tapi begitu aku menghampirinya, ternyata Nana chan tengah tertidur bersandarkan loker pakaian. Ia bahkan membawa bantalnya sebagai alas kepalanya.
“Nana chan, bangun,” aku mengoncang bahunya perlahan.
“Ya, bentar lagi,” gumamnya lalu kembali tertidur.
“Nana chan,” aku kembali membangunkannya, tapi Nana chan tetap tertidur.
“Tezu nyan, cara itu ga akan berhasil,” ujar Euka yang masuk ke kamar mandi tetap dengan mengenakan lingerie yang super seksi.
Euka lalu membisikan sesuatu ketelinga Nana chan, aku ga tau sih apa yang euka katakan dan mungkin memang ga begitu ingin tau. Tapi ga berapa lama kemudian, Nana terbangun dan terlihat kaget. Saat ia menoleh, wajahnya dan wajah Euka sangat dekat hingga membuat Nana chan teriak.
“Waaaaahhh!” Nana chan langsung mundur dan menjauh.
“Apa-apan sih Euka!” protesnya.
“Padahal tadi kita dah asyik loh, nana chan,” Euka tersenyum jahil.
“Gak, itu gak asyik sama sekali,” Nana chan menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
“Aku harus mandi, aku lupa,” Nana chan bangkit dari duduknya dan segera berlari menuju kamar mandi.
Euka hanya tersenyum melihat tingkah Nana chan.
“Tezu nyan, ada keperluan lagi disini? Ato mungkin keperluan pribadi?” goda Euka.
“Ah, ga kok, aku baru saja selesai, makasih euka,” Aku lalu segera keluar dari kamar mandi.
Ternyata kelakuan penghuni Anime Fans kalo pagi memang ajaib, pikirku.
Saat menyusuri Ruang Utama aku melihat Nigi tengah berbicara dengan Hotaru di pojok ruangan, Nigi terlihat cemas, Hotaru nampak mengatakan sesuatu dan memegang kedua pundak Nigi. Aku melihat Nigi mengangguk singkat dan Hotaru lalu kembali berkumpul dengan Silvergin, B3rserker dan Nchex Rage. Sementara Nigi menuju ke Kamar Mandi bersama.
Sebenarnya aku ingin tau apa yang mereka bicarakan, tapi bertanya kembali ke kelompok kecil itu pasti akan membuatku emosi lagi, satu-satunya petunjuk yang ada cuma bertanya sama Yauchi.
Aku melihat ke sekeliling, berusaha mencari Yauchi tapi sepertinya ia tidak ada dimana-mana.
Aku melihat Jheea yang sedang melayang rendah, dan memutuskan bertanya padanya.
“Jhe, liat Yauchi?” tanyaku
“Ga liat tuh,” jawabnya sambil melayang ke arah counter.
“Yauchi di klinik,” ujar Ace yang tiba-tiba muncul dihadapanku dan membuatku mundur selangkah.
“Tadi dia dihajar habis-habisan ma Sugar karena mengintip pakaian dalamnya,” jelas Ace. Ia lalu membawa tas ransel menuju counter.
“makasih Ace,” ujarku.
Ace hanya membalas dengan lambaian tangan.
“Tumben turun Ace,” tanya Mizz yang berbarengan dengan Ace menuju counter.
“ransumku habis,” balas Ace
Aku segera menuju ke klinik. Jangan-jangan karena perwujudan impian itu aku malah membuat Yauchi jadi lebih mesum.
Begitu aku sampai di klinik, aku melihat Yauchi tengah dirawat oleh Cherie, terdapat beberapa lebam diwajahnya.
“Yauchi, kamu kenapa?” tanyaku.
“Aku juga ga tau. Begitu bangun aku ada dilantai Ruang Utama dan didekatku ada Sugar yang memakai rok, aku cuma bertanya ‘Pink?’ eh dia malah menghajarku habis-habisan. Katanya aku mesum. Suruh siapa dia pakai rok dan berdiri dekat aku,” jelas Yauchi.
Ia sempat mengaduh waktu Cherie membubuhkan obat ke lukanya.
“Lagian kamu kenapa bisa tertidur di lantai Ruang Utama, yau?” tanya Cherie.
“Mana kutau Che, semalam aku rasa aku masih ada di bar kok,” jawab Yauchi.
“Jangan-jangan…” aku mengingat kejadian waktu Megalau ga mau mengangkat tubuh Yauchi semalam.
“Jangan-jangan, apa?” yauchi bertanya padaku.
“Kalo tidak salah, sebelum aku kembali ke Ruang Tidur, Megalau sempat mau mengangkat tubuh kamu deh Yauchi,” uajrku
“Megalau?” Yauchi nampak berpikir, “Owh, sih Megaman ya? Pantas, berarti dia membiarkanku dilantai,”
Cherie hanya tertawa kecil mendengarnya
Ia lalu menempelkan perban kecil di pipi Yauchi.
“Okey, kalau mau cepat mandi aja dengan air di kamar mandi bersama, Yau,” ujar Cherie. Ia lalu meninggalkan kami.
“Thanks Cherie,” ujar Yauchi
“lalu? Apa yang mau kau tanyakan kepadaku?” Tanya yauchi kepadaku
“ini mengenai diriku yang kamu lihat waktu itu,” ujarku
“Dirimu yang terbagi dua itu? Jujur, aku masih bingung sampe sekarang,”
“Aku juga, Yauchi, untuk itu, aku butuh bantuanmu, aku ingin kamu ngasih tau, seperti apa diriku yang dulu,” ujarku.
Closing BGM : She’s been Good to me – Marc Anthony

Chapter 6a part 3

 (intermezzo)


OPENING BGM : Otegami
Disaat itu aku berpikir dimanakah aku yang asli berada? Disaat kedua diriku yang lain bergantian muncul. Dan kenapa aku ga ingat sama sekali semua kejadian yang ada disini. Aku menatap semua kenangan dari Yauchi yang masih mengelilingiku. Aku ingin tau lebih banyak lagi soal Anime Fans ini, tapi aku merasa ga punya kekuatan lagi untuk melihat kenangan yng lain. Tubuhku seperti lemas tak bertenaga. Aku menutup buku Yauchi dan sedetik kemudian aku kembali tak sadarkan diri.
Entah berapa lama aku ga sadarkan diri, tapi begitu aku membuka mata, aku sudah berada kembali di kamarku. Mungkin aku terlalu lelah, pikirku.
‘Banyak hal yang ga aku tau soal dunia ini, dan kenapa diriku bisa terpecah menjadi 3, Apa mereka memang benar bagian dariku, ato mungkin salah satu fitur dari dunia ini,’ aku mencoba menganalisa semua yang terjadi. Setelah cukup lama berbaring, aku lalu memutuskan untuk bangun. Aku menuju meja tempat komputerku berada dan mulai menyalakannya.
‘Aku harus buat catatan soal ini,’ pikirku.
Aku membuat file baru dengan nama Yauchi, didalamnya aku tulis penyebab masuk ke dunia ini, pertemuan pertama aku dengannya dan bagaimana keadaan Anime Fans waktu ia bergabung.
Saat itu aku ingat kalau sepertinya Anime Fans tidak begitu besar, Gyaboo, Baka Hyde dan Cherie saat itu sudah ada, jadi kurasa aku bisa bertanya pada mereka soal pertemuan mereka denganku.
Setelah selesai menulis semua data dari kenangan Yauchi yang bisa kuingat, aku lalu mematikan komputerku.
‘Sekarang jam berapa ya?’ tanyaku dalam hati
Aku mencoba memikirkan sebuah jam dinding, bentuknya bundar dan pinggirannya berwarna kuning, Jam biasa yang selalu berada di ruang keluarga rumahku. Aku lalu melihat ke arah pintu kamar. Di dinding dekat pintu kamar telah terpasang jam yang sama dan menunjukkan jam 6 pagi.
Aku lalu keluar dari kamarku, dan menyusuri lorong, ada beberapa yang sudah bangun dan sambil mengenakan pakaian tidurnya menuju ke ruangan utama. Aku juga bertemu dengan Hyuukaz3 yang mengenakan piayama lengkap dengan topinya.
“Pagi,” sapaku
“Owh, hai juga, ehm ………….” ia nampak berpikir sejenak, “……….. Tezuka kan?” ujarnya setelah terdiam agak lama.
“Ya, benar,” jawabku rupanya dia berusaha mengingat nick nameku.
“Aku pikir aku lupa, belakangan ini banyak yang aku lupakan, aneh sekali,” gumamnya
“Mungkin kau banyak pikiran?”
“Tidak juga, dulu aku bisa saja memutar waktu, kalau aku ga ingat sesuatu, tapi sekarang ini resikonya terlalu besar,” ia berbicara setengah bergumam.
“memutar waktu?”
“Kembali ke waktu lalu dan melihat masa depan,” Ia menatapku, “bukannya dulu kamu juga bisa begitu? Makanya kau bisa menemukan orang-orang yang kau cari.”
“masa?” Aku terkejut
“Ya….. atau aku salah orang ya?” Ia nampak berpikir sejenak lagi. “………sepertinya tidak kok,” gumamnya
“darimana kau tau?” tanyaku
“Kau yang bilang sendiri, Calintz juga bilang begitu,”
“calintz?”
“Calintz Jerevinan alias Nataniel Dennis,”
“Dia siapa?” tanyaku
“Owh, maaf kau hanya ingat nick awalnya, Nchex Rage,”
“Kau tau apa lagi?” desakku, keinginan untuk melihat kedalam kenangannya menggodaku sedemikian hebat, tapi kenangan Yauchi aja belum semua terselesaikan, aku mencoba menahan diri.
“Aku hanya tau kalau saat aku datang kembali kesini, dirimu sudah ada, dan kalian berdua sepertinya sangat dekat, tapi aku juga ga tau pasti, belakangan ini ingatanku saling bercampur baur, dan kalaupun kau coba melihat kedalam ingatanku, kau akan kesulitan menyusun ulang kembali peristiwanya,” jelasnya
Aku tersentak, “dari mana kau tau?”
“Entahlah, aku hanya tau, itu aja,” Hyuukaz3 melangkah pergi meninggalkan aku.
Rage, End dan Hyuukaz3, sepertinya mereka bertiga tau lebih banyak tentang diriku. Tapi bagaimana caranya aku bisa mendapat informasi dari mereka?
Aku berjalan menuju ruang Utama sambil memikirkan caranya, sesampainya di ruang utama, aku bertemu dengan Kyu_Dna.
“Tezuka kun,” sapanya sambil melangkah ke arahku.
“Ah, kyu, bagaimana?” tanyaku.
“Lebih baik kita duduk dulu,” ajaknya ke sebuah meja yang kosong. Ruang Utama sepertinya memang masih agak kosong.
Gadis yang dipangggil Hime nampak sudah mulai melayani para penghuni dalam menyediakan sarapan, dan aku juga melihat Racuntikus bolak-balik dari sebuah ruangan sambil membawa makanan yang disajikan di etalase. Sinc juga telah kembali berada di tempat biasanya dan kembali bekerja dengan layar-layar hologramnya. Pintu menuju ke halaman luar juga terbuka.
Ga begitu jauh dari tempat kami duduk, aku juga melihat Gyaboo yang tengah bersama dengan seorang gadis manis dan seorang pemuda yang mempunyai seekor monster yang bertengger di bahunya. Mereka nampak berbicara sambil bercanda dan sesekali Gyaboo nampak menatap seorang pemuda yang juga duduk ga begitu jauh dari mereka. Pemuda yang semalam aku lihat dan mempunyai lambang lokomotif di layar hologramnya.
Begitu kami duduk di bangku, Hime langsung mendatangi kami, “Ada yang ingin kalian pesan?” ujarnya
“Aku yang biasa aja Hime chan,” jawab kyu
“kalo kak Tezuka?” tanyanya
“Menu pilihan hari ini saja,” jawabku, sepertinya aku pernah mengalami hal ini sebelumnya.
“Baik, kak,” Hime lalu melangkah ke etalase.
“jadi bagaimana?” tanyaku pada Kyu.
“Sejauh yang aku selidiki, memang dadu  ini dipakai pada permainan terakhir yang melibatkan dirimu, Euka, dan Shani Andras. Hal itu terjadi tepat 3 hari sebelum character Tezuka Ayumu hilang untuk selamanya,” jawab Kyu
“Hilang?”
“ya, tidak ada catatan apapun tentang keberadaannya di ruangan ini setelah kejadian itu. Kejadian yang melibatkan Silvergin, B3rserker, Hotaru Ineos dan Nchex Rage,” jelas Kyu
‘Lagi-lagi Nchex Rage,’ pikirku. Tapi kemudian aku tersadar akan sesuatu
“tadi kau bilang Hotaru?” tanyaku
“Ya, Hotaru Ineos, Silvergin dan B3rserker serta dirimu, sepertinya membentuk sebuah kelompok bernama Seryuhoshi, dan ga berapa lama kemudian Nchex Rage bergabung, dari informasi yang kudapat, sepertinya kelompok ini telah sering menjelajah area game bersama dan mencari item tertentu,” jelas Kyu
“Item seperti apa?”
“Kalo itu perlu penyelidikan lebih lanjut,”
“kalo begitu, tolong diselidiki ya?” pintaku
Kyu lalu mengeluarkan sebuah Ipad dan menyerahkan padaku. “Silakan tanda tangani disini,”
“Untuk apa?” tanyaku
“Biaya untuk penyelidikan atas dadu ini, semua kan perlu uang,” Kyu tertawa.
“Owh, kukira apaan,” Aku lalu menggunakan pen khusus untuk menandatangani sebuah dokumen yang terteta di Ipad Kyu, lalu menyerahkan kembali ke Kyu.
Hime mendatangi meja kami dan membawakan makanan yang kami pesan. Aku mendapat sebuah sandwich dan teh hangat, sementara Kyu mendapat sepiring nasi goreng dan jus buah.
“Selamat menikmati,” ujarnya lalu meninggalkan meja kami
Kami memakan sarapan kami.
Saat itu kami mendengar teriakan dari arah Ruang tidur. Sepertinya teriakan seorang gadis yang sangat kencang. Seisi ruangan menoleh ke arah Ruang Tidur, aku melihat beberapa orang sudah waspada dan tiba-tiba seorang pemuda dengan rambut putih panjang dan bertelanjang dada berlari keluar dari Ruang Tidur.
“Dasar Mesum!!! Seenaknya tidur dikamarku!” seorang gadis berkuncir dua nampak melempari pemuda itu dengan bantal.
“Maaf, maaf,” ujar pemuda itu, “aku ga tau kalo kemarin malam bulan purnama,” ia nampak menangkis serangan bantal dari gadis itu.
“Lagi-lagi dia,” Kyu nampak mendesah.
“Mang dia sapa?” Tanyaku
“Kamu ga tau, Tezuka kun? Berambut putih dan hanya berubah pada malam bulan purnama?” Kyu nampak memberi teka teki padaku.
“Berubah pada bulan purnama kan hanya werewolf, dari manusia menjadi serigala, dan selain silvergin, ga ada lagi yang berbentuk serigala. Tapi kalau yang berwarna putih, hanya ada anjing putih…..” giliranku yang terdiam, “Itu Naru?!” tanyaku kemudian
“Benar sekali, Naruto1nuy4sh4, selain pada hari bulan baru dan bulan purnama, dia selalu berwujud anjing,” jelas Kyu.
Gadis yang melempari NAru dengan bantal kini sudah ditenangkan oleh teman-temannya. Sementara Naru memunculkan kaos dan memakainya. Walau agak jauh, aku bisa mendengar suara Naru bergumam, “Padahal dia sendiri yang mengundang aku ke kamarnya, sekarang aku malah dibilang mesum,”
“Mang kamu mesum,” ujar Nigi yang baru saja datang dari Ruang Tidur dan mengenakan kaos dan celana pendek yang biasa ia kenakan saat bangun tidur.
“Ya ampun Mon, kalo cemburu ga usah begitu dong,” goda Naru
“Ngapain juga aku cemburu,” Nigi mencibir ke arah Naru
“Ya udah, ntar kalo malam bulan baru, aku akan tidur dikamarmu deh,” Naru mengikuti Nigi ke arah counter.
“Jangan coba-coba kalo kamu masih sayang nyawa,” ancam Nigi.
“Ya ampun Mon, sebegitu cintanya ma aku,”
“sapa yang cinta ma kamu,” suara Nigi mulai meninggi
“Sudah-sudah, Kak Naru, Kak Nigi, jangan bertengkar di depan counter, yah, antriannya jadi panjang tuh,” ujar Hime.
Beberapa orang memang nampak hanya tersenyum melihat Nigi dan Naru di depan counter.
“Dia yang mulai, Hime chan,” ujar Nigi
“ya,ya, nah ini pesanan yang biasa,” Hime meletakkan semangkok sup krim dan segelas susu.
Selesai membayar, Nigi lalu melihat sekeliling dan melihatku yang sedang duduk dengan Kyu.
Dengan muka ceria, ia langsung berjalan ke arah mejaku.
Closing BGM : Ranbu no Melody- SID

CHAPTER 6A PART II



MEMORIES : YAUCHI HIRUMA
Opening BGM : Hipnotis – Indah dewi Pertiwi
Aku menghabiskan susu hangatku dan bangkit dari dudukku.
“Hota, bagaimana aku membayar ini? Kan aku belum punya uang,” Tanyaku.
“Tenang aja, total uang yang kamu punya masih banyak kok, Tezu,” Hotaru mengeluarkan sebuah alat kecil. Di layarnya tertulis nick ku dan total deposit. Melihat jumlahnya aku kaget, ternyata jumlah depositnya mencapai jutaan.
“Ini uangku????” tanyaku
“Yah bisa dibilang begitu, Tezuka Ayumu yang dlu, bilang kalo ada apa-apa pake aja uang ini. Karena kalian sama-sama Tezuka Ayumu aku rasa ga ada masalah kalau kau pakai uang ini”, jawab Hotaru.
“memangnya dia dapat uang dari mana?” tanyaku
“Entahlah, yang aku tau dia punya deposit sebanyak itu, kalo soal darimananya aku ga tau,” Jawab Hotaru.
“Kalau yang lain gimana?”
“Mereka biasanya dapat uang dari pekerjaan masing-masing, ato terkadang mereka berburu benda khusus di bagian game, yang akan dijual ke Urahara untuk sejumlah uang, para petarung dapat uang dari mereka bertarung di arena games, atau ada juga yang dapat uang dari pekerjaan yang memerlukan skill mereka, seperti Jheea ato Mizz,” jelas Hotaru.
“Hmmm..” Aku mengangguk, “baiklah Hota, terima kasih atas minumannya,” ujarku lalu melangkah pergi menuju Ruangan Tidur.
“Met tidur, Tezu,” Hotaru mengambil gelasku lalu kembali melayani yang lain.
Aku kembali berjalan menyusuri koridor Ruangan Tidur, sepertinya memang jarang yang terbangun pada jam segini, sehingga lorong terlihat sepi sekali.
Aku masuk kekamarku dan kembali merebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku sudah tidak sabar untuk segera mencari kenangan diriku dalam Yauchi. Aku ingin tau seperti apa aku menurutnya. Seperti apa aku yang dulu.
Selama beberapa saat aku masih terdiam sambil menatap langit-langit kamarku. Berkali-kali aku mencoba tenang dan meraih nafas panjang, tapi aku malah makin gelisah. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya aku tertidur.
Saat membuka mata, aku kembali berada di ruangan putih tempat kedua diriku yang lain berada. Salah satu diriku yang lain, aku sebut dia Diriku B,  tampaknya sedang tertidur walau matanya masih tertutup dan tangannya masih terikat ke bangku yang ia duduki. Sementara yang satu lagi, Diriku A, tetap terduduk lemas di pojok ruangan.
“kalau saja tadi aku ga keluar, kamu pasti akan diam termenung kaya orang bego.” ujar Diriku A
“Aku kan memang orang asing, lagian aku juga ga tau kenangan apa yang telah terjadi antara aku dan dia,” kilahku.
“Tapi bukan begitu caranya menyemangati seorang teman yang sedang down,” balas Diriku A
“Aku ga kenal dia, bagaimana aku bisa menyemangati dia, yang kenal baik kan kalian berdua,” sangkalku.
“Dah berapa kali aku bilang sih, kita bertiga ini satu. Satu orang, satu jiwa, hanya saja ada beberapa hal yang memang tidak kau ketahui,”
“kalau kita memang satu, lalu kenapa aku harus mencari-cari kenangan tentang diriku sendiri?”
“Karena ….. karena …… memang lebih baik begitu,” jawab diriku A lemas.
Aku melangkah menuju rak tempat penyimpanan buku yang aku buat, “sudahlah, ga usah dibahas lagi, lagian aku harus melakukan ini kalau aku mau kembali keduniaku kan?” tanyaku.
“….Ya..” suara Diriku A terdengar pelan.
Aku membuka buku yang bergambar wajah Yauchi Hiruma, dan gambaran kenangan Yauchi kembali mengelilingiku. Semua kenangan dari saat ia datang pertama kali keruangan ini, hingga pertempuran kemarin. Dalam beberapa kenangan aku melihat gambar diriku disana. Tapi yang membuatku penasaran adalah sebuah kenangan saat Yauchi belum masuk kedunia ini, Kenangan atas diri Yauchi sebenarnya.
Aku mengulurkan tanganku dan menyentuh kenangan itu, tubuhku seperti terhisap dan tiba-tiba aku berada disebuah ruangan. Aku melihat sekeliling dan sepertinya aku berada di sebuah ruangan kantor. Aku melihat seprang pemuda dengan tubuh agak gemuk sedang duduk di depan sebuah computer. Wajahnya tampak ceria.
Tiba-tiba dua orang gadis berseragam putih abu-abu menembus tubuhku.
“Kak, pesananku sudah selesai?” tanya seorang gadis pada pemuda itu.
“Aku sudah mengerjakannya,” pemuda itu menyerahkan sebuah CD kepada keduanya, “Sebenarnya… ehm.. aku pingin tau apa mungkin … kalau kau mau jalan denganku? Sekarang kan malam minggu,” wajah pemuda itu terlihat malu-malu.
“Nanti aku pikirkan deh Kak,” jawab salah seorang gadis. Mereka lalu keluar ruangan sambil tertawa riang.
Pemuda itu juga tersenyum senang, aku mencoba mendekati pemuda itu, dan melihat bahwa ia tengah update statusnya sambil tersenyum kecil. Aku melihat nick name yang ia gunakan, ‘YAUCHI HIRUMA’
‘Jadi ini sosok aslinya,’ aku menatap ke arah pemuda itu.
Ruangan sekelilingku kembali berubah, dan aku berada di depan sebuah warung internet. Aku melihat Yauchi tengah duduk sendirian, ia lalu mengeluarkan hapenya dan menelepon seseorang. Aku mendekatinya dan ketika aku berada didepannya, aku merasa aku bisa mendengar apa yang ia dan orang yang ia telepon bicarakan.
“Hallo,” suara seorang gadis menyahut.
“Tasya? Ini Anton, aku dah deket rumah kamu, kebetulan juga  pesanan kamu dah selesai, gimana kalo aku antar kesana?” yauchi tampak gugup.
“Kak anton? ini Vanesa, Tasya nya sedang keluar sebentar, katanya mau ke warnet, gimana kalo besok aja disekolah?” jawab gadis itu.
“Owh, ya sudah ga apa-apa,”  yauchi terlihat kecewa. “Makasih,” Ia lalu mengakhiri teleponnya.
Tepat pada saat itu, seorang gadis dan seorang pemuda tampak mesra berangkulan keluar dari warnet. Si pemuda nampak mengecup kening si gadis.
“Tasya?” Yauchi terlihat terkejut.
“Kak Anton, ngapain disini?” gadis yang dipanggil Tasya tampak bereaksi biasa saja.
“Pesananmu sudah selesai… aku kira … kita …”
“beib, sapa dia?” tanya pemuda yang merangkul Tasya.
“Cuma pegawai TU di sekolahku, beib, dia yang suka downloadin aku lagu-lagu dan film, gratis lagi,” ujar Tasya sambil tertawa.
“wah enak dong, aku juga mau pesan ah,” pemuda itu juga tertawa.
“Tasya… dia?” Tangan Yauchi nampak mengepal karena marah
“Ini, pacarku, Kak. Dia anak orang kaya dan kuliah di universitas ternama, bukannya pegawai TU rendahan kaya kakak,” balas Tasya. “Yuk Beib, kita makan dulu,” Ajak Tasya sambil menggandeng mesra pemuda itu.
“Terserah kamu deh Beib,” pemuda itu tersenyum.
“Aku hampir lupa, Kak Anton, pesananku besok saja aku ambil disekolah.. Daaaahh,” lambai Tasya sambil melangkah pergi dengan pemuda itu.
“Siaaaaalll… Dunia nyata memang bukan tempat untukku… Semua Cuma memanfaatkanku.. Lebih baik aku hidup di dunia maya saja!” Ia nampak membuka hapenya dan mencari-cari sesuatu. Aku mendekati Yauchi dan aku melihat sebuah sms yang aku kenal.
“Selamat anda telah setuju untuk mengikuti demo dari Virtual Reality game Online. Ketik Ya untuk melanjutkan atau anda dapat mengabaikan sms ini”
Yauchi membalas sms itu dengan “YA”
dan tak berapa lama kemudian terdapat balasan seperti yang aku terima namun dengan sedikit perbedaan.
“Terima kasih anda telah mengikuti Virtual Reality Game Online. Penjemputan akan dilaksanakan besok pagi pukul 8. Mohon agar tidak terlambat”
Yauchi menyimpan hape di sakunya lalu melangkah pergi.
‘Jadi sms itu juga dia dapatkan,’ pikirku. Dan lagi-lagi sekelilingku berubah. Kini aku berada di sebuah kamar kecil, dimana terdapat sebuah kasur, lemari dan sebuah meja kecil dengan laptop diatasnya. Aku melihat Yauchi baru saja menutup pintu kamar dan berjalan keluar, ketika aku perhatikan sebuah reply baru ada di status yang ia buat
‘Tezuka Ayumu : semua akan indah pada waktunya Yau, tenang aja’
Aku tau balasan itu, karena aku sendiri yang mengetiknya. berarti pada saat itu Yauchi…
Aku mendengar suara motor bergema dikejauhan.
“..OOY…. WOOOY” suara itu seperti menarikku keluar dan aku kembali berada di ruangan tempatku berada sebelumnya.
“Aku kan Cuma minta cari tau tentang keberadaan si bodoh itu, kok kamu malah ngintip kenangan orang seenaknya,” seru Diriku A
“Ini ada kaitannya, aku kenal dia sebelumnya, kami sering berbalas pesan, kami sering chat bareng, kenapa aku bisa lupa?’ ujarku.
“Lalu hubungan itu dengan jalan keluar dari sini apa?’ tanya diriku A
“Mungkin, kalo aku tau bagaimana mereka di bawa, aku bisa tau dimana mereka aslinya berada,” jawabku walau aku ga yakin teoriku berguna.
“Kau katakan itu, tapi kau sendiri ga yakin?” Diriku A Cuma geleng-geleng kepala. “Terserahmu deh, Toh, sebenarnya kamu yang menguasai tubuh ini,” ujarnya kemudian.
Aku melihat kembali gambaran kenangan yang ada disekelilingku, nampaknya setelah masuk kedunia ini, Yauchi pergi ke bagian Game dan menjadi Warrior yang tangguh, dia sepertinya terlihat senang di dunia ini.  Tapi diantara kenangan itu, aku melihat Yauchi perlahan-lahan menjadi tertutup dan tanpa emosi, aku menyentuh sebuah kenangan dimana aku ada didalamnya.
Tubuhku kembali terasa terhisap dan aku berada di sebuah tempat, seperti disebuah lereng pegunungan. Aku melihat ada beberapa hewan yang mirip dengan rubah berwarna coklat nampak berdiri dekat Yauchi dan ‘Diriku’.
“Jadi? kau mau ikut denganku?” tanya ‘diriku’, aku bisa yakin kalo saat itu Diriku A yang tengah muncul.
“Aku ga butuh bantuanmu, aku sudah terbiasa sendiri, lagian aku juga ga mau kembali ke dunia nyata,” jawab Yauchi tanpa emosi.
“Karena kamu dikecewakan kan? Karena kamu merasa dah ga ada gunanya hidup? karena kamu merasa tidak ada yang peduli atas status sosialmu? Memangnya kamu sudah mengenal semua orang didunia hingga berani berpikir begitu?” kata-kataku terdengar tajam namun diucapkan dengan lembut, mungkin ini adalah Diriku B yang berbicara.
“Kamu ga akan ngerti,” Ujar Yauchi.
“Apa kamu mau hidup selamanya jadi NPC? Selamanya berada dalam hal yang membosankan seperti ini? Bukankah dulu kamu adalah Warior yang tangguh? Kamu gampang beradaptasi dengan dunia ini, lalu tiba-tiba kamu memutuskan untuk jadi NPC?”
“Aku ga mau lagi ada yang terluka karenaku,”
“Baik hati sekali, tapi ini ruang Game, ini adalah arena bunuh atau dibunuh, kalau kau memilih jadi NPC berbarti kau Cuma pengecut yang ga berani terima kenyataan,” kali ini aku merasa Diriku A sudah kembali mengambil alih.
Yauchi mengenggam kerah bajuku,” Memangnya kau tau apa, hah?! Apa kau pernah menyaksikan teman seperjuanganmu mati didepanmu dan kau ga bisa apa-apa?! Apa kau pernah merasakan seseorang yang terpenting bagimu perlahan-lahan kehilangan nyawanya dipelukanmu?! Pernah, hah?!”
“Sering, puluhan kali, tapi aku ga jadi pengecut dan memilih bersembunyi dibalik sebuah NPC,” balasku tegas.
Yauchi melepaskan kerah bajuku. “aku sudah ga mungkin lagi mengangkat pedang dan bertarung, bayang-bayang dia saat tewas, membuatku gemetar,” ujarnya.
“bagaimana kalau aku bisa membuatmu tetap membantu orang lain tanpa mengangkat pedang?”
“Memang bisa?”
“Yauchi, dunia ini adalah hasil pikiran kita, mau jadi seperti apa dan bagaimana bentuknya semua terserah kita sendiri, seperti …. ini,” diriku menjentikkan jarinya dan salam sekejap mereka berdua ada di Ruangan Utama.
Saat itu, Ruangan Utama masih kosong, belum ada klinik dan lantai dua. Tapi sebuah etalase dan bangku-bangku panjang sudah ada. Aku melihat ada Baka Hyde yang tengah merapal mantera dan beberapa orang lain. Aku juga melihat Cherie dengan baju serba ungunya sepertinya tengah duduk membaca buku, dan Gyaboo yang segera menyambut mereka berdua
“Yauchi, selamat datang di Anime Fans, akan ku buktikan bahwa kekuatan sejati dalam pikiranmu, bukan hanya sekadar mengangkat pedang dan bertarung,” ujarku sambil tersenyum.
“hai, nick nameku Gyaboo, kalo kamu?” Gyaboo memperkenalkan dirinya kepada Yauchi.
Tubuhku lalu seperti tertarik keluar dan aku kembali keruangan awalku.
‘Jadi aku sendiri yang merekrut mereka, setelah End, Yauchi juga, Dan saat itu mereka berdua bergantian muncul,’ Aku menatap ke arah kedua diriku yang lain. ‘Lalu saat itu aku yang asli ada dimana?’
Closing BGM : SID – One Way

Kamis, 10 Maret 2011

CHAPTER 6 PART 2A

Chapter 6 a part I
Memories : Yauchi Hiruma
Opening BGM : Jewel – Ayumi Hamasaki
Aku memutuskan untuk mencoba ke Yauchi, soalnya bagiku euka sepertinya sedang menikmati masa-masa bahagianya. Aku mendekati Yauchi, dan menepuk bahunya.
“hai, Yauchi kan?” sapaku sok kenal.
Yauchi menoleh kearahku sejenak, lalu kembali melihat ke arah minumannya.
‘Wow, dia ga peduli sama sekali,’ pikirku.
Aku sedang berpikir untuk menyapa dia lagi, begitu dia berkata, “Ada perlu apa, Tezuka?”
Aku menoleh kembali.
“Ah, ga apa-apa, aku cuma khawatir aja melihat kok kamu sepertinya sedang ada masalah,” ujarku.
“Aku ga ada masalah apa-apa, cuma…”
“Cuma?”
“Ah, bukan apa-apa kok,” ujar Yauchi.
“Owh, kalau kau butuh temen bicara, aku juga usahakan bantu kok,” ujarku.
“Thanks,” jawab Yauchi
“Udalah, Yau, kita minum lagi,” ujar cowok yang dipanggil Megalau itu.
Aku menatap segelas susu hangat yang disiapkan Hotaru untukku. Saat aku menyentuh Yauchi, aku masih merasakan kilasan kenangan yang cepat, tapi yang paling aku rasakan adalah emosi yang berasal dari diri Yauchi. Perasaan sedih dan kehilangan. Walau aku ga yakin dari kenangan yang mana perasaan itu datang.
Aku memejamkan mata dan mencoba santai dan membayangkan ruangan yang sebelumnya aku buat. Tempat dimana terdapat rak-rak buku berisi kenangan yang aku rasakan.
Ada sebuah buku tambahan yang bergambarkan wajah Yauchi. Aku membuka buku itu dan gambaran kenangan mengelilingku.
Mulai dari saat ia pertama datang hingga saat ini. Saat memperhatikan kenangan itu, aku akhirnya bisa merasakan dari kenangan apa emosi yauchi menjadi sangat kuat. Aku menutup buku itu dan membuka mata.
“mendingan yang berlalu ga usah diingat, Yauchi,” ujarku.
Yauchi hanya menghela nafas. Ia tidak merespon kata-kataku.
“Dia sudah melupakanmu, lebih baik kau teruskan hidupmu,” ujarku lagi.
“Aku juga tau itu, Tezu,” balasnya. “Tapi aku sayang banget ma dia,”
“kau sudah hampir 6 bulan disini, sementara dia ada diluar sana, mana mungkin dia masih mengingatmu, apalagi kamu dah sering nulis email dan ga ada balasan,” ujarku lalu meminum seteguk susu hangat.
“Wah, hota, kamu kok tau sih selera aku, ga terlalu manis,” pujiku.
“Itu salah satu kelebihanku loh,” ujar Hotaru
Yauchi menoleh kearahku dan mengerutkan keningnya. “ Darimana kamu tau kalo..” ia tidak meneruskan perkataannya.
“lagian juga percuma kalo kamu merasa iri dengan yang lain dan mengasihani dirimu sendiri,” ujarku kemudian, “ Masa, dirimu yang disini bisa kalah oleh dirimu yang asli, kau kan bisa mandiri, hidup terpisah dari orang tua, siap menghadapi semuanya seorang diri.”
Yauchi hanya terdiam mendengar kata-kataku.
“Kamu ga tau semuanya, Tezu,” ujarnya lirih
“Aku tau yang jelas kamu kesepian, makanya kau mencari tempat berbagi,” aku menatap minumanku.
“Bukan hanya tempat berbagi, dia itu semuanya bagiku.. Membuatku mampu bertahan… Dia sendiri yang bilang kalo dia akan menungguku, akan setia menungguku, tapi apa yang terjadi sekarang….” Suara Yauchi makin lirih
“Kenapa harus berpegang pada masa lalu? Bukannya kamu punya banyak hal yang bisa kamu dapat dengan hidup dimasa kini?” ujarku
Yauchi tersenyum sedih. “Dulu juga kamu bilang begitu,”
Aku terdiam. Jadi yauchi juga kenal aku yang dulu. Dia pasti punya kenangan tentang aku yang dulu, tentang apa saja yang aku lakukan.
“Jadi kurasa, dulu dan sekarang pun kau tetap saja berpegang pada masa lalu. Sepertinya semua yang aku katakan padamu, ga berguna sama sekali,” ujarku
“Kamu ga ngerti Tezu, kalau aku melepaskan dia, aku ga punya lagi alasan untuk tetap berjuang, mungkin saja…. walau Cuma satu persen kemungkinan, tapi mungkin saja dia disana masih menungguku,” Yauchi nampak menerawang.
“Walaupun dia sudah bilang tidak usah menghubungi lagi?” aku kembali meminum minumanku.
“Kenapa kamu harus mengatakan itu?! Aku ga ngerti darimana kamu tau ato siapa yang memberitaumu, tapi semua itu adalah urusan pribadiku, apa hakmu mencampuri hidupku?!” Yauchi mulai terlihat kesal.
“Kalian sendiri yang bilang kalo kita semua teman, memang tidak boleh kalo aku membantu seorang teman?” ujarku sedikit tersinggung.
“Aku ga butuh bantuanmu! Kalo aku mau curhat sudah ada PelaCur disini, bukan kamu yang Cuma orang asing bagiku!” yauchi bangkit dari duduknya dengan kesal.
“Aku belum selesai denganmu, Yauchi Hiruma!” Aku menjentikkan jari dan tiba-tiba kami berada di sebuah ruangan berwarna kemerahan, dengan sebuah panggung besar yang tertutup tirai dengan deretan bangku nyaman.
“Apa-apaan ini?” Tanya Yauchi.
Belum sempat aku berbicara, aku mendengar suara yang sangat familiar.
“Dunia ini adalah dunia impian kita, yang tercipta dari pikiran kita sendiri, aku dah berkali-kali bilang itu padamu kan Yauchi?” Aku melihat diriku yang lain telah duduk di salah satu bangku.
“Kenapa bisa ada dua Tezu disini?” tanyanya dengan muka bingung.
“Aku juga sama bingungnya,” ujarku sambil meliat sekeliling. Ternyata ga ada orang lain selain kami bertiga. Apa mungkin kami telah berada di area lain dari Ruang Utama?
“Kau sendiri yang bilang padaku, Yau, katamu kau bakal menjaga teman-teman yang lain, kau ga akan tenggelam dalam kesedihanmu. Tapi ternyata malah sama saja,” ujar diriku yang lain.
“Justru kami yang kecewa ma kamu, Tezu, maksudku kalian berdua, kamu eh kalian itu seenaknya sendiri, pergi begitu saja tanpa sebab, meninggalkan kami semua dalam kebingungan, butuh waktu sebulan penuh untuk kami bisa bersatu lagi. Tapi semua udah beda sejak kamu.. eh maksudku kalian pergi..,” jawab Yauchi
“Ah… alasan itu, alibimu ditolak,” ujar diriku yang lain.
“lagipula aku rasa aku ga begitu dibutuhkan disini,” ujarku.
“Nah dia benar, ga mungkin aku dibutuhkan seperti itu,” balas diriku yang lain. “Dan darimana asalnya pemikiran anehmu untuk iri ma orang lain yang punya pasangan, semua bakal indah pada waktunya, Yau,”
“kalau Cuma kesepian, aku rasa banyak yang juga ngerasa sama kok, hanya saja mereka semua menahan semua rasa itu jauh di dalam hati mereka, kalian kan bisa saling berbagi, ga harus dengan menjalin hubungan khusus kan?” ujarku.
Yauchi menggaruk kepalanya, “Aku diceramahin oleh dua Tezu,” ujarnya kemudian.
“lagian buat apa sih ikutan galau, kaya dirimu punya banyak waktu senggang aja, kalo mau, mending kamu teliti tuh semua yang pernah aku data, daripada kamu mikir yang gak-gak,” ujar diriku yang lain.
“Aku kan masih normal Tezu, aku juga butuh cinta, dan dicintai. Sementara yang lain gampang banget dapat pasangan, aku doang yang jomblo,” ujar Yauchi
“kamu aja? Mifu? dia juga jomblo,” ujar diriku yang lain
“Yah, jangan Mifu dong, kan ga tau dia itu cewe ato cowo,” tolak Yauchi.
“Ah ya kau benar juga,” diriku  yang lain tampak berpikir. “Nah, Baka Hyde kan cowo, dia juga jomblo, tapi dia ga protes tuh.”
Yauchi terdiam
“Untuk masalah tampang, justru harusnya dia gampang dapetin pasangan, karena dia jauh lebih cakep dari kamu, tapi ga juga. Ada lagi, Ucun juga jomblo, padahal dia koki terkenal, kurang apa lagi? Jangan bilang kalo Cuma kamu doang yang ga beruntung, semua ada waktunya,”
Yauchi masih terdiam.
“Makanya pikiran aneh-aneh itu jangan dimasukin dalam otak kamu, yang ada kamu malah mikir yang gak-gak dan melupakan tugas kamu yang lain, apa jadinya kalo kamu lagi galau begini trus kita diserang???” omel diriku yang lain.
“Apa… Apa mungkin aku bisa mendapatkan cinta seperti mereka?” yauchi kembali lirih.
“pasti,” diriku yang lain menepuk bahu yauchi, “semua sudah diciptakan berpasangan, termasuk aku dan kamu juga. Banyak yang butuh dirimu Yauchi, jadi jangan biarkan perasaan negatifmu membuat kamu jadi kehilangan perhatian yang begitu besar dari sekelilingmu,”
Bahu Yauchi bergetar, nampaknya ia berusaha menahan semua perasaan sedih yang ia rasakan.
“hey, hey, cowo jangan nangis dong,” ujar diriku yang lain sambil tertawa.
“Jangan ngeledek deh, sapa juga yang nangis,”  suara yauchi terdengar bergetar.
Diriku yang lain hanya tertawa mendengarnya. Aku sedikit merasa iri melihat ini. Aku selama ini cuek dan ga peduli ma hal lain, yang aku pikirkan hanya betapa membosankannya hidupku dan ga ada yang peduli padaku, padahal mungkin saja seperti yang dikatakan diriku yang lain, bahwa aku selama ini membuat diriku sendiri kehilangan perhatian yang besar dari sekelilingku. Perhatian dari keluarga dan teman-temanku.
“Loh, kok kamu jadi ikutan nangis?” tanya diriku yang lain kepadaku.
Aku langsung menghapus air mata yang menetes dipipiku. “gak kok,” kilahku.
“Lalu kenapa kamu eh kalian bisa menjadi dua?” tanya Yauchi setelah ia kembali tenang.
“panjang ceritanya, aku ada sedikit masalah, tapi kami tetep satu kok, hanya kadang-kadang suka begini,” jawab diriku yang lain.
“Maksudnya?” Yauchi tampak kebingungan.
“Ah sudahlah, ga usah dipikirkan, yang jelas aku punya hadiah untukmu,” Diriku yang lain bertepuk tangan tiga kali. Tirai panggung lalu terbuka dan masuklah barisan cewe-cewe cantik dengan mengenakan bikini dan berpose di depan panggung.
Aku mengenali beberapa diantaranya, ada Euka, Jheea, Hikari Dheean, Dhe, Sugar bahkan Nigi dan Nana, aku juga melihat Gya, Shinigami chan dan Fuunay serta beberapa gadis yang lain, Aku nyaris ga bisa mempercayai pandanganku sendiri.
Mereka serentak lalu berkata, “Hallo Yauchi,” dengan nada suara menggoda.
“I… ini…” Yauchi nampak berbinar-binar.
“hanya kali ini saja loh, aku kabulkan keinginan terdalammu, ga bakal ada yang kedua kali,” ujar diriku yang lain. Ia lalu melangkah ke arahku
Para gadis itu turun dari panggung dan menghampiri Yauchi.
“Waaah…” yauchi terlihat senang. “Tezu..” panggil yauchi, Ia menoleh ke arahku dan aku merasa diriku yang lain sempat tersenyum, sebelum akhirnya ia menghilang dan masuk kedalam diriku.
Aku merasakan sekelilingku menjadi gelap, dan saat aku membuka mata, aku kembali berada di ruang utama, tepatnya aku sepertinya tertidur di meja bar.
“Aku pikir kamu kenapa tadi,” Hotaru terlihat lega begitu melihat aku terbangun.
“memangnya aku kenapa?” tanyaku bingung
“tadi kamu tiba-tiba aja ga sadarkan diri, untung aku sempat menyingkarkan gelas susunya,” ujar Hotaru.
jadi hal yang tadi rupanya hanya sekadar mimpi.
“IH!!” aku mendengar seseorang berseru. Aku menoleh ke arah suara itu.
tenyata si Megalau sedang berusaha mengangkat Yauchi dari lantai.
“Kenapa sih meg?” tanya Hotaru
“Yauchi ngiler… mimpi apa sih dia?” jawabnya.
Mimpi? Jangan-jangan…
Aku tersenyum geli.
Hotaru melihat ke arahku lalu berkata,” ya udah, biarkan aja dia dilantai kalo ngiler, paling besok pagi dia kebangun diinjek-injek orang.”
“Wah, Hota sadis,” ujarku sambil tertawa kecil.
Hotaru tersenyum,” sepertinya pelan-pelan, kamu udah kembali ke dirimu yang dulu,” ujarnya
“mungkin saja,” ujarku sambil tersenyum penuh arti
Closing BGM : Holler – Spice Girl