Sabtu, 22 Oktober 2011

Chapter 8

CHAPTER 8 : NAMIKAZE
Aku bukan tipe orang yang akan ikut campur dalam urusan orang lain, tapi kalau tiba-tiba ada orang berteriak di tengah ruangan yang penuh dengan orang ramai, sudah pasti akan membangkitkan rasa ingin  tahu.
Itu yang aku rasakan saat mendengar Gyaboo berteriak, “Mbak Tezu!!”
Aku menoleh dan melihat sosok Tezuka Ayumu, orang yang kini menjadi topic pembicaraan di AF ini, char yang kembali dari kematian tapi tidak ingat apa-apa ( oke, bagian kematian itu memang agak ku dramatisir), jatuh pingsan di depan Gyaboo.
Aku juga sempat melihat Cherie dan Sugar yang langsung menuju TKP tempat Tezuka Ayumu pingsan, dan Jouzen yang entah karena memang ingin menolong atau karena ada Sugar, yang juga ikut menuju tempat yang sama.
Cherie lalu memunculkan sebuah ranjang dorong, dan –kamu1, Jouzen, Sugar dan Cherie lalu berusaha mengangkat Tezuka Ayumu ke ranjang dorong dan membawanya ke Klinik.
Arietta mengikuti di belakang mereka.
Untuk sesaat keadaan di Ruang Utama sempat hening. Benar-benar hening. Sampai aku merasa kalau saja ada yang menjatuhkan jarum akan terdengar dengan jelas. Sayangnya itu hanya sesaat, dan yang kumaksud adalah benar-benar sesaat. Kurang lebih 5 detik. Setelah itu Ruangan Utama kembali bising, dan semua orang kembali beraktivitas seperti seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi.
Tapi sebelum aku kasih tau kelanjutannya, lebih baik aku ceritakan awal mulanya kejadian ini.
Perkenalkan, Nickku Namikaze_dfn. Tapi semua orang lebih senang memanggilku dengan sebutan Depin.  Aku sudah berada di AF cukup lama, dan aku menempati kamar No. 69.
Soal nomor kamarku itu, Jouzen dan Knightmares sering bercanda bahwa penghuni kamar 69 pasti berpikiran mesum. Dan untuk diketahui, aku bukan orang mesum.
Dikamarku bahkan tidak ada poster artis AV, atau majalah Playboy atau bahkan koleksi film khusus 17++ di PC. Bukan karena aku tidak suka hal-hal seperti itu, tapi koleksi-koleksi tertentu kan butuh tempat yang khusus juga.
Oh maaf, kita tadi sedang membicarakan soal awal mula Tezuka Ayumu pingsan kan?
Hmm, awal mulanya sebenarnya ketika aku memutuskan untuk keluar kamar dan menyusuri lorong Ruang Tidur yang panjang sekali.  Bagaimana tidak panjang, soalnya kan masing-masing sisi ada 50 kamar dan terus bertambah.
Sebelum nanti aku malah bercerita tentang siapa saja penghuni masing-masing kamar, lebih baik kita kembali ke cerita awal.
Seperti yang aku bilang, saat itu aku sedang santai menyusuri lorong Ruang Tidur sambil menyapa beberapa orang. Apa perlu kusebutkan siapa saja?
Hmm, aku menyapa cc.riby yang baru saja keluar dari kamarnya, walaupun dia tidak membalas sapaanku.
Aku juga menyapa Darkness of the day, yang seperti biasa baru kembali dari kegiatan malamnya. Satu hal yang perlu aku sebutkan soal Darkness of the day. Kalian pasti bisa mengenali dia kalau bertemu di siang hari, soalnya di sekelilingnya dalam radius 1 meter akan menjadi gelap gulita. Makanya dia lebih senang berpergian saat malam hari.
Aku juga melihat Knightmares yang baru saja keluar dari sebuah kamar. Dan yang membuat aku kaget adalah, dia bukannya keluar dari kamarnya sendiri melainkan keluar dari kamar Eukaristia, pacarnya.
Aku memang tahu kalau Knightmares itu termasuk yang punya pikiran mesum (jangan tersinggung, lho), tapi sampai menginap di kamar cewe?!


Jelas aku kaget banget. Apalagi saat aku melihat Knightmares mencium Eukaristia yang hanya berbalut handuk di depan pintu.
Kenapa malah Knightmares yang otak mesum bisa dapat cewe seksi seperti Eukaristia. Memangnya apa yang dilihat cewe dari dia? Padahal kan aku termasuk cowo baik-baik dan setia.
Bukannya aku tidak bisa mendapat pacar seperti Knightmares, aku sendiri pernah punya pacar anggota AF juga. Walau mungkin dia kalah seksi dari Eukaristia, tapi itu membuktikan kalau aku bukanlah maho seperti anggapan orang.
“Ngelamun aja, iri ya ma dia,” aku merasa seseorang bergelayut di bahuku.
Aku menoleh dan melihat Tyosuke alias Akkai dengan senyum usilnya.
“Ngapain juga iri,” kilahku.
Tyosuke hanya tertawa. Ia lalu berlari kecil menghampiri Knightmares yang baru saja akan melangkah pergi. Tyosuke sempat melambai  ke arah Eukaristia sebelum ia menutup pintu kamarnya.
Aku melihat Tyosuke berbicara kepada Knightmares, dan Knightmares terlihat tersenyum, Ia lalu memanggilku mendekat.
“Kamu ga diundang Jouzen?” tanyanya saat aku, Tyosuke dan dia berjalan bersama. Seperti biasa Tyosuke berada di antara kami sambil menggandeng kedua tangan kami. Hal ini yang membuat kami dibilang maho. Awalnya aku agak risih tapi sekarang sudah terbiasa.
“Memang ada apa?” tanyaku
“Dia bilang dia menemukan robot model skala terbaru yang dilelang murah,” jawab Knightmares.
“Aku ga tau,” jawabku agak kesal. Kenapa Jouzen ga bilang soal ini pikirku.
Perjalanan kami ke Ruang Utama diisi dengan perbincangan ringan soal cewe, robot model skala, dan diselingi celotehan konyol Tyosuke.
Kami sempat diperhatikan Dudels yang tengah berbicara di depan kamarnya dengan pink little Barbie, yang sesuai dengan namanya adalah seorang gadis yang mengenakan baju serba pink, bahkan rambutnya pun berwarna pink.
Saat kami mendekati ruang utama, Tyosuke tiba-tiba berkata, “kalian tau soal kasus Tezuka Ayumu?”
“Aku sempat ketemu dia beberapa kali. Sepertinya dia memang ga inget apa-apa. Biasanya dia kan suka bilang Knito PB dan menyapa aku,” jawab Knightmares.
“Aku juga sempat melihat dia. Tapi aku kan jarang ngobrol dengan dia. Jadi aku pikir biasa aja,” jawabku.
“Para petinggi sepertinya khawatir soal dia,” Tyosuke terlihat serius. “ kalau saja Tezu bisa ingat tempat dimana dia menyembunyikan “benda-benda” itu, pasti masalah lebih besar ga akan terjadi,” Tyosuke menoleh ke arah deretan kamar tidur dibelakangnya, “dan dia ga akan terpedaya ke dalam kegelapan.”
Aku dan Knightmares sempat terdiam.
“kamu ngomong apa, sih? Lagi ngeramal?” tanyaku
Tyosuke menatap ke arahku selama beberapa saat, lalu tertawa kecil, “gitu deh. Sampai nanti ya guys.”
Ia lalu meninggalkan kami dan ikut berlari mengejar N4ruto1nuy4sh4 yang dalam bentuk anjing, bersama dengan mew mew Ichigo dan mew mew Retasu.
Knightmares lalu pergi menuju ke tempat Jouzen berada. Sementara aku hanya berdiri terdiam di dekat dan mengamati Ruang Utama. Aku sempat memikirkan kata-kata Tyosuke. Walau aku tahu dia sering bicara aneh tapi entah kenapa aku merasa bahwa kali ini kata-katanya mungkin benar.
Entah kenapa aku teringat sebuah kenangan yang samar, sepertinya seseorang yang tengah mengatakan bahwa dia tahu soal bagaimana mengeluarkan kami dari dunia ini, dan bahwa dia telah menyimpan alat khusus untuk membawa kami keluar di sebuah tempat yang tidak akan ditemukan oleh siapa pun.
Masalahnya aku sama sekali tidak ingat siapa yang berkata seperti itu, bahkan aku tidak ingat apakah dia cewe atau cowo.
Semakin aku mencoba mengingat, pikiranku semakin kabur. Dan saat aku melihat Lun4mari4 sedang mewujudkan sesuatu dari gambarnya, aku lalul memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan perkataan Tyosuke untuk sementara.

To be Continued

Tidak ada komentar:

Posting Komentar