Sabtu, 29 Oktober 2011

Chapter 8 B

Seperti yang tadi aku katakan di awal, Jouzen, Cherie, Sugar dan beberapa orang lainnya membawa Tezuka ke klinik. Pada saat itu aku baru saja mau berpamitan kepada Lun4, tapi begitu aku menoleh, dia sudah berjalan menuju counter makanan dengan peri kecilnya yang hinggap di bahunya. Padahal baru saja aku melihat dia duduk disampingku.
Aku lalu berdiri dan baru saja mau berjalan ke arah Zey kay berada ketika aku melihatnya.
Ryo chan baru saja menuruni tangga dari lantai 2 dengan dibantu oleh Shino. Wajahnya pucat pasi dan kedua tangannya menutupi mulutnya, seolah ia tengah menahan tangis.
Tubuhnya nyaris tidak bertenaga, karena ia sepenuhnya bersandar pada Shino untuk berjalan.
Aku kenal Ryo Chan dan ia bukan tipe cewe cengeng yang gampang menangis. Setahuku hampir tidak ada yang bisa membuatnya menangis, tapi kali ini dia bisa tertekan seperti itu, maka itu pasti hal yang sangat berarti.
Atau mungkin itu terkait dengan perkataan Shino soal hidup matinya seseorang. Apa itu seseorang yang sangat penting bagi Ryo chan?
Niatku untuk bertanya kepada Zey Kay hilang sudah, aku malah mengikuti Shino dan Ryo Chan yang tengah menuju ke klinik.
Tapi ini bukan berarti aku iri atau cemburu dengan keakraban mereka. Aku dan Ryo Chan sudah menjadi teman biasa dan hal ini tidak berpengaruh kepadaku, kalau dia mau dekat dengan siapapun. Bahkan terhadap Shino yang sebenarnya aku tidak setujui, karena dia suka mengambil kesempatan ke cewe-cewe (Okay, mungkin aku sedikit tidak suka, tapi itu wajar bagi seorang teman).
Aku terus mengikuti mereka sampai mereka memasuki Klinik
Aku berhenti dan memutuskan untuk tidak mengiikuti mereka. Akan lebih baik kalau aku berada di luar saja. Sambil bersandar di dinding Klinik, aku memutuskan untuk menggunakan kemampuanku.
Konsentrasi.
Dalam bayanganku, Klinik menjadi dua dimensi, aku mendengar suara Sugar, Jouzen, Arietta, Shino, Gyaboo dan Cherie. Semakin aku berkonsentrasi aku bahkan bisa membayangkan dimana saja mereka berada.
“Dia kenapa,” Aku mendengar Cherie bertanya kepada Shino membawa Ryo chan ke klinik.
“Cuma kelelahan sepertinya,” jawab Shino.
“Mom Tezu,” suara Ryo Chan terdengar bergetar, “maafin Ryo, Mom. Ryo ga bisa ngejaga Mom sampai akhirnya jadi begini,” dengan tertatih Ryo chan menghampiri Tezuka yang terbaring di salah satu ranjang di Klinik.
“Ini bukan salah Ryo chan kok,” Arietta menghampiri Ryo Chan dan memegang bahunya.
“Bukan soal itu, Riet. Kalo saja Ryo lebih kuat, semua ini ga akan terjadi. Kalo saja Ryo bisa seperti yang lain, Mom ga perlu menghapus ingatan Ryo, dan menanggung semuanya sendiri,” Ryo chan mulai menangis.
“Maafin Ryo, Mom. Ryo malah pergi saat mereka menuduh Mom pengkhianat, hingga Mom harus bertarung sendiri dan akhirnya… akhirnya… Mom … kehilangan…,”
Tiba-tiba aku merasakan sakit yang teramat sangat dan menyebabkan konsentrasiku hilang, aku tidak sempat mendengar kata-kata dari Ryo Chan tapi aku sempat melihat ekspresi kaget dari semua orang yang ada di Ruangan itu.
Aku membuka mata dan melihat seorang gadis manis berdiri di hadapanku. Rambutnya sebahu dan ia terlihat seperti gadis biasa. Ia mengenakan kaos dan celana jeans. Ia tersenyum padaku dan entah kenapa aku merasa kalau aku pernah mengenalnya.
“Tidak baik menguping pembicaraan orang,” ujarnya. Dan pada saat itu aku baru sadar, bahwa tangannya tengah menembus dadaku. Tepat di daerah jantungku.
Aku mengerang kesakitan. Dan aku yakin kalau teriakanku pasti akan menarik perhatian semua orang di Ruangan Utama. Tapi mereka semua seperti tidak mendengar apapun. Beberapa orang bahkan lewat di dekat kami dan hanya terus berjalan.
“Ada beberapa hal yang belum perlu kau ketahui,” Tyosuke berjalan menghampiriku. “Belum tiba bagimu untuk mengambil peranan disini.”
“Apa…. Mak..sudmu?” tanyaku. Rasa sakit yang kurasakan menyebabkan kesadaranku mulai menghilang.
“Semua ada waktunya, nanti akan tiba giliranmu untuk berperan,” ujar Tyosuke.
“Dan sampai saat itu tiba, lebih baik kau tidak berbuat macam-macam,” gadis itu ikut berujar.
“lepaskan dia, Nda,” Tyosuke berkata kepada gadis itu.
Gadis yang dipanggil Nda itu, melepaskan tangannya dari dadaku. Anehnya tidak ada darah keluar dari tempat tangannya menembus tubuhku. Hanya rasa sakit yang terasa. Aku jatuh bersandar di dinding klinik.
Tyosuke lalu mengajak gadis itu agak menjauh dariku. Mereka Nampak berbicara serius. Aku yakin aku mengenal gadis itu.
Nda…. Sepertinya nick awalnya dimulai dari huruf H
Dengan sisa kesadaranku, aku mencoba mengingat nicknya.
“Jangan membebani dirimu sendiri, biar semua mengalir apa adanya,” aku mendengar suara Sasyachiru.
Ia berjongkok didepanku dan tersenyum, “lebih baik sekarang kamu istirahat,” Sasyachiru kembali mendorong tubuhku secara pelan. Dan aku merasa tubuhku perlahan-lahan menembus tembok. Sebelum pandanganku menjadi gelap, aku sempat melihat Darkness of The Day dibelakang Sasyachiru melambaikan tangan ke arahku.
Dan akhirnya semua menjadi gelap.
Tepat sebelum akhirnya aku pingsan, aku akhirnya ingat nick gadis itu.
Heekary_Nda.
END OF CHAPTER 8

Sabtu, 22 Oktober 2011

Chapter 8a

Aku menghampiri Lun4mari4 yang telah berhasil mewujudkan sebuah peri kecil yang melayang rendah di dekatnya.
“Hai Lun4,” sapaku.
Lun4 hanya menoleh lalu kembali memperhatikan peri kecilnya. Tanpa berbicara satu patah kata pun. Mungkin aku lagi kurang charm dengan para cewe, soalnya mereka sepertinya tidak peduli denganku.
“Ciptaan baru lagi? Memangnya ada yang salah?” tanyaku kemudian, dengan berharap kalau itu akan membuatnya memberi perhatian kepadaku.
“Gitu deh,” jawab Lun4 singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari peri baru ciptaannya.
“Aku bantu teliti deh, gak apa-apa kan?” Dengan percaya diri, aku langsung duduk disamping Lun4.
“Silakan,” jawabnya
Aku lalu ikut mengamati ciptaan terbaru Lun4, walau sudah diperhatikan baik-baik, tapi kesannya tidak ada yang salah dari ciptaannya kali ini. Aku melirik ke arah Lun4. Ia hanya menopangkan wajah cantiknya itu ke kedua tangannya. Sepertinya dia juga merasa tidak ada yang salah pada ciptaannya kali ini.
Menit ke menit berikutnya aku habiskan dengan mencoba mengajak ngobrol Lun4, dan seperti yang sudah diduga, jawaban Lun4 hanya sebatas satu atau dua suku kata.
Tepat pada saat aku kehilangan harapan dan memutuskan untuk mencari makanan, disaat itulah aku melihat dia.
Dia baru saja masuk dari portal, rambutnya masih pendek seperti biasa dan dia mengenakan celana pendek dan kaos tanpa lengan. Di salah satu tangannya, ia memegang sebuah bola yang bersinar.
Wajahnya juga tidak berubah banyak, masih manis seperti dulu, hanya saja sekarang ia lebih kecoklatan, mungkin karena ia sering berada di arena Field.
Sambil setengah berlari, ia menuju ke mejaku. Aku jadi salah tingkah. Walaupun hubungan kami sudah lama berakhir, tapi tetap saja aku merasa agak risih kalau ia melihatku bersama gadis lain.
Oh ya, aku lupa memperkenalkan namanya, Dia adalah Ryo_cha93, gadis yang dulu menjadi kekasih hatiku, bidadari kecilku, belahan jiwaku. (okay, aku memang sedikit mendramatisir, tapi gak apa-apa kan? Namanya juga dulu lagi jatuh cinta)
 Aku mencoba tidak menatapnya, aku sibuk memikirkan alasan apa yang akan kukemukakan padanya.
Ryo_chan makin mendekati mejaku, dan aku makin gugup. Tapi berbeda dari yang aku harapkan, ternyata Ryo chan malah melewati mejaku dan terus berjalan. Ia bahkan tidak berhenti untuk menyapaku.
Aku hanya terdiam dan sedikit merasa kecewa., Sepertinya aku memang sedang tidak mujur dalam berhadapan dengan cewe-cewe. Mungkin ada hubungannya dengan horoskopku hari ini. Sayang tadi aku ga sempat melihatnya.  Aku melihat ke arah Lun4 dan menyadari kalau dia sama sekali tidak menyadari (atau bahkan peduli) dengan salah tingkahku tadi.

Chapter 8

CHAPTER 8 : NAMIKAZE
Aku bukan tipe orang yang akan ikut campur dalam urusan orang lain, tapi kalau tiba-tiba ada orang berteriak di tengah ruangan yang penuh dengan orang ramai, sudah pasti akan membangkitkan rasa ingin  tahu.
Itu yang aku rasakan saat mendengar Gyaboo berteriak, “Mbak Tezu!!”
Aku menoleh dan melihat sosok Tezuka Ayumu, orang yang kini menjadi topic pembicaraan di AF ini, char yang kembali dari kematian tapi tidak ingat apa-apa ( oke, bagian kematian itu memang agak ku dramatisir), jatuh pingsan di depan Gyaboo.
Aku juga sempat melihat Cherie dan Sugar yang langsung menuju TKP tempat Tezuka Ayumu pingsan, dan Jouzen yang entah karena memang ingin menolong atau karena ada Sugar, yang juga ikut menuju tempat yang sama.
Cherie lalu memunculkan sebuah ranjang dorong, dan –kamu1, Jouzen, Sugar dan Cherie lalu berusaha mengangkat Tezuka Ayumu ke ranjang dorong dan membawanya ke Klinik.
Arietta mengikuti di belakang mereka.
Untuk sesaat keadaan di Ruang Utama sempat hening. Benar-benar hening. Sampai aku merasa kalau saja ada yang menjatuhkan jarum akan terdengar dengan jelas. Sayangnya itu hanya sesaat, dan yang kumaksud adalah benar-benar sesaat. Kurang lebih 5 detik. Setelah itu Ruangan Utama kembali bising, dan semua orang kembali beraktivitas seperti seolah-olah tidak ada yang pernah terjadi.
Tapi sebelum aku kasih tau kelanjutannya, lebih baik aku ceritakan awal mulanya kejadian ini.
Perkenalkan, Nickku Namikaze_dfn. Tapi semua orang lebih senang memanggilku dengan sebutan Depin.  Aku sudah berada di AF cukup lama, dan aku menempati kamar No. 69.
Soal nomor kamarku itu, Jouzen dan Knightmares sering bercanda bahwa penghuni kamar 69 pasti berpikiran mesum. Dan untuk diketahui, aku bukan orang mesum.
Dikamarku bahkan tidak ada poster artis AV, atau majalah Playboy atau bahkan koleksi film khusus 17++ di PC. Bukan karena aku tidak suka hal-hal seperti itu, tapi koleksi-koleksi tertentu kan butuh tempat yang khusus juga.
Oh maaf, kita tadi sedang membicarakan soal awal mula Tezuka Ayumu pingsan kan?
Hmm, awal mulanya sebenarnya ketika aku memutuskan untuk keluar kamar dan menyusuri lorong Ruang Tidur yang panjang sekali.  Bagaimana tidak panjang, soalnya kan masing-masing sisi ada 50 kamar dan terus bertambah.
Sebelum nanti aku malah bercerita tentang siapa saja penghuni masing-masing kamar, lebih baik kita kembali ke cerita awal.
Seperti yang aku bilang, saat itu aku sedang santai menyusuri lorong Ruang Tidur sambil menyapa beberapa orang. Apa perlu kusebutkan siapa saja?
Hmm, aku menyapa cc.riby yang baru saja keluar dari kamarnya, walaupun dia tidak membalas sapaanku.
Aku juga menyapa Darkness of the day, yang seperti biasa baru kembali dari kegiatan malamnya. Satu hal yang perlu aku sebutkan soal Darkness of the day. Kalian pasti bisa mengenali dia kalau bertemu di siang hari, soalnya di sekelilingnya dalam radius 1 meter akan menjadi gelap gulita. Makanya dia lebih senang berpergian saat malam hari.
Aku juga melihat Knightmares yang baru saja keluar dari sebuah kamar. Dan yang membuat aku kaget adalah, dia bukannya keluar dari kamarnya sendiri melainkan keluar dari kamar Eukaristia, pacarnya.
Aku memang tahu kalau Knightmares itu termasuk yang punya pikiran mesum (jangan tersinggung, lho), tapi sampai menginap di kamar cewe?!

Lanjutan chapter 7b

Seperti kali ini, Lun4 nampak merasa puas dengan hasil karyanya. Ia membentangkan kertas gambar di hadapannya. Kedua tangannya berada di atas hasil karya yang baru ia gambar beberapa saat lalu, seolah-olah hendak menarik gambar itu keluar dari kertasnya, Dari kertas gambarnya, perlahan-lahan muncul sebuah bentuk. Awalnya terlihat samar-samar tapi kemudian menjadi semakin jelas. Kali ini Lun4 memunculkan sebuah peri kecil. Tubuh peri itu bersinar indah dan sepasang sayap kecil terlihat dari punggung peri itu.
Lun4 lalu meneliti detail dari peri yang baru ia ciptakan saat peri itu melayang rendah di hadapannya. Pada saat yang bersamaan, Depin menghampiri meja tempat Lun4 berada. Mereka sempat berbincang sebentar. Kemudian dengan tersenyum lebar Depin duduk di sebelah Lun4.
Ace menatap ke arah portal. Sebuah pikiran melintas di benaknya tapi ia lalu berkata dalam hati, “mereka tidak mungkin menemukannya secepat itu.”
Saat ia akan mengalihkan pandangannya, pintu portal bersinar, pertanda bahwa akan ada yang memasuki ruangan AF. Dengan penuh rasa penasaran Ace memperhatikan pintu portal.
Dari pintu portal muncul seorang gadis berambut pendek  dengan memegang sebuah bola sinar di salah satu tangannya. Gadis itu Ryo_cha93 menghampiri meja tempat Yauchi Hiruma sedang menunggu, sepertinya mereka berdua ada sedikit transaksi, karena Yauchi Nampak mengeluarkan sebuah alat yang dilengkapi dengan sebuah pena kecil. Alat itu disebut E-cash, alat yang digunakan untuk bertransaksi di dunia ini, bisa barter atau bahkan jual beli.
Ace kembali mengawasi ruangan utama. Ia mengambil sebotol minuman dari tas ransel yang ia letakkan disampingnya. Tas itu menyimpan hampir  sebagian besar ransum makanan dan minuman yang biasanya ia beli saat ia turun ke Ruang Utama.
Ia juga mengambil beberapa kamera mini dan menaruhnya di balkon. Ace lalu turun dari balkon dan memasuki Ruang Pertemuan. Ia lalu duduk bersandar di salah satu kursi. Ace memang  biasa menggunakan Ruang Pertemuan sebagai markas kecilnya, tapi hanya bila ruangan itu tidak dipakai.  Sebuah layar hologram muncul dari tengah meja. Di layar tersebut muncul beberapa layar-layar kecil seperti layaknya kamera keamanan.  Diantaranya ada layar yang menayangkan keadaan di bagian kanan Ruang utama, termasuk daerah pintu keluar Kamar Mandi Bersama. Lalu ada juga layar yang menayangkan keadaan di bagian kiri Ruang Utama termasuk daerah dekat pintu portal. Dan yang terakhir ada layar yang mengawasi area menuju Ruang Tidur, dan Klinik.
Di salah satu layar Ace melihat Shino sedang berbicara dengan Ryo_cha93. Ace memunculkan sebuah layar hologram baru di dekatnya dan memindahkan layar yang menampilkan Shino ke layar yang baru ia munculkan.
“Aku mau minta pertolonganmu,” terdengar suara Shino

Chapter 7a : Ace ..... continue

OP BGM : CHASSIS – The Gazette
 “Apa mungkin mereka sudah tau perbuatan orang itu?” Ace bertanya-tanya.
Shinigami Chan dan Jheeea yang sedang membawa boneka nampak berdiri di dekat portal. Sepertinya mereka sedang menunggu seseorang.
Dari arah Ruang Tidur, Ace bisa melihat kalo Suko_Gaara dan Yu_sakur4 berjalan menemui Shinigami Chan di dekat portal. Pada saat itu, kelompok kecil itu bertemu dengan Seiryu_Kawaii yang baru saja masuk melalui portal, keduanya sepertinya sempat berbicara sebentar, lalu kelompok itu pergi melewati portal, sementara Seiryu kembali menuju ke Ruang Tidur.
Pintu Ruang Pertemuan di belakang Ace kembali terbuka. Kali ini para petinggi satu persatu mulai turun dan kembali melanjutkan aktivitasnya kecuali Shino yang berdiri bersandar pada tembok dibelakang Ace.
Sinc keluar paling akhir dan menyerahkan sesuatu kepada Shino.
“Ini data semua yang menggunakan portal kemarin dan hari ini,” ujar Sinc saat menyerahkan micro chip ke Shino.
“Aku ga akan bertanya tentang siapa yang kau curigai, tapi begitu dugaanmu terbukti, aku ingin jadi yang pertama tau soal ini, mengerti?” lanjut Sinc
“Kami mengerti,” jawab Shino.
Sinc lalu turun ke Ruang Utama dan kembali melanjutkan kegiatannya.
“Aku akan menganalisa ini dengan Dernew, kalau ada hasilnya aku akan memberitaumu,” ujar Shino.
“Thanks,” jawab Ace.
Shino terdiam sejenak, sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu tapi ia lalu mengurungkan niatnya dan langsung menghilang.
Ace memperhatikan Ruang Utama dan melihat Shino muncul didekat Dernew yang sedang mengobrol dengan Fuunay. Walaupun mereka sedang berbicara berdua tapi Fuunay terlihat sangat sedih. Ia terus meremas kedua tangannya dan menunduk. Dernew memegang tangan Fuunay dan mengatakan sesuatu lalu berdiri dan menghampiri Shino.
Walau jauh, tapi Ace dapat melihat bahu Fuunay bergetar. Ia sudah mengerti apa yang terjadi, tapi seperti biasa ia tidak peduli,
Dan para penghuni yang beraktivitas di Ruang Utama juga sepertinya tidak sadar soal rapat yang baru saja berlangsung.
Seperti Gyaboo, Gigadramon dan Gurl_1715 yang masih asyik mengobrol. Ace memperhatikan kalo Gyaboo sesekali menatap ke arah Dann of Thurday yang sedang asyik dengan pekerjaannya.
Di salah satu sudut, ia melihat Fuko_san, gadis manis berambut coklat yang tengah berbicara dengan Mifu. Mungkin tentang game dance yang akan mereka datangi. Biasanya Rena, Tezuka dan Endhog akan ikut bersama mereka tapi hari ini Rena sudah pergi dari pagi bersama Nigihayami dan Tezuka yang sekarang, Ace yakin kalau Tezuka yang sekarang tidak akan ingat kebersamaan mereka dulu, sementara Endhog sudah lama tidak pernah muncul di AF lagi, walau beberapa hari yang lalu, Ace sempat melihatnya melindungi Tezuka saat serangan tiba-tiba ke AF.

Chapter 7 : ACE

Chapter 7 : ACE
OP BGM : SHIKI - Kaggra
Banyak orang yang berpikir kalau duduk diam selama berjam-jam itu pasti ngebosenin. Tapi berbeda dengan Ace. Walaupun memang dia ga bisa ditebak ada ato gak adanya, berhubung dia sering menggunakan mode inviciblenya.
Tapi Ace justru menyukai kesendiriannya.
Ada yang pernah bertanya apakah dia pernah mengikuti Quest ato bahkan pernah sekalipun meninggalkan posnya, tapi Ace tidak pernah menjawabnya.
Menurut teman-temannya, Ace dulu justru sering mengikuti quest dan bahkan ikut berburu item bersama yang lain. Tapi semenjak serangan yang terjadi tiga bulan yang lalu, Ace lalu memilih untuk berada di posisinya sekarang, mengawasi Ruang Utama di Anime Fans.
Banyak yang meminta Ace untuk ikut dalam misi yang mereka jalankan, tapi tidak ada satupun yang ia terima. Baginya mengamati tingkah laku penghuni di Ruang Utama lebih menyenangkan.
“Pasti ada aja hal yang menarik” biasanya itulah alasan yang ia gunakan.
Dan hal itulah yang ia rasakan sewaktu melihat Tezuka masuk Ruang Utama tanpa tubuh fisiknya. Hanya sebuah sosok yang tembus pandang.
Ia terus mengamati setiap pergerakan Tezuka, saat dia berbicara dengan orang-orang yang bisa melihatnya, dan saat ia mencuri dengar tanpa disadari oleh orang yang bersangkutan.
BEEP
Alat komunikasi ditelinga Ace berbunyi, menandakan ada ‘Private Chat
“Ada energi aneh di Ruang Utama. Aku kenal energi ini. ‘Orang itu’ kah?” Suara Sinc terdengar.
“Ya,”  Ace menjawab singkat
“Sengaja? Atau….”
“Dia bingung. Mungkin berkaitan dengan tubuh fisiknya”
“Hmm, maksudmu tubuhnya tidak ada?”
Ace tidak menjawab
“Baiklah, aku akan minta Dhe menscan area ini dan mencari data soal tubuh fisiknya,” Sinc akhirnya berkata.
Sebuah bunyi klik terdengar, tanda bahwa sambungan komunikasi antara mereka sudah terputus.
Ace terus memperhatikan Tezuka dari lantai 2, termasuk ketika ia akhirnya berdiri di dekat   -kamu1 sebelum tergesa-gesa kembali ke ruangan tidur.
“Ace,” terdengar suara Shino memanggilnya.
Ace menampakkan dirinya.
“Sinc bilang kau punya info mengenai tubuh Tezu?” tanya Shino
“Tidak,” jawab Ace.

Last intermezzo this time

OP BGM : CALENDULA REQUIEM – Kanon x Kanon
Rie menoleh ke arah kami.
“Arietta, mereka sudah datang,” ujarnya pada gadis yang memakai ransel.
Gadis yang dipanggil Arietta menoleh ke arah kami. Dan aku yakin kalau saja aku tidak melihat kemampuannya tadi, aku pasti akan berppikir kalau dia hanya gadis biasa.
“Jheeea, apa kabar?” Arietta langsung memeluk Jheeea.
Jheeea hanya tersenyum, “aku baik-baik saja kok.”
Arietta melepaskan pelukannya dan menunjukkan sebuah termos mini.
“Aku mendapatkannya,” uajrnya riang
“kami,” koreksi Rie
“kamu kan cuma diam ditempat,” protes Arietta
“memang, aku cuma diam, memperhitungkan dia datang, menyergap dia dan menangkapnya. Bukan hal yang penting,” Rie berkata tanpa ekspresi.
“ya, ya, kami,” Arietta akhirnya mengalah.
Jheeea hanya tertawa mendengarnya. Saat itu aku bisa merasakan pandangan Rie ke arahku.
Arietta dan Ayanami Rie lalu ikut bersama dengan kami ke tempat Shinigami Chan dan yang lain menunggu.
“Suko, Yu,” Arietta langsung memeluk keduanya.
“Ariet,” Suko balas memeluk Arietta sementara Yu hanya diam saja.
“wah senangnya pada kumpul semua disini,” ujarnya ceria.
“Ariet chan, barangnya,” pinta Shinigami Chan.
“Ah ya, maaf,” Arietta menyerahkan termos kecil yang ia pegang ke Shinigami Chan.
“Rie chan, apa kau bisa?” Tanya Shinigami Chan.
Rie lalu memasang sebuah alat khusus ditangannya, “akan kucoba,” jawabnya.
Shinigami Chan membuka tutup termos kecil itu dan mengeluarkan sebuah benda yang terbungkus selaput bercahaya. Bentuknya seperti sebuah memori card. Shinigami Chan lalu menyerahkan benda itu ke Rie. Ia lalu memasukkan benda itu ke alat khusus ditangannya dan mulai menscan benda itu.
Walau dilihat oleh kami semua, tapi sepertinya Rie sama sekali tidak keberatan. Ia bahkan tidak merasa risih dan tetap fokus pada penelitiannya.
“Aku sudah bisa mengenksripsi datanya,” ujar Rie tak begitu lama kemudian.
Sebuah sinar laser keluar dari alat ditangannya dan mulai membentuk sesuatu di rumput di depan kami. Sinar itu mulai membentuk seperti sebuah kaki manusia yang tengah berbaring di rumput, lalu tubuhnya dan kemudian kepalanya.
Setelah semua terbentuk, aku terkejut. Karena tubuh yang berbaring itu adalah tubuhku. Suko dan Arietta juga sama terkejutnya dengan aku.
“Jadi itu tubuhnya Mama Tezu?” tanyanya.
“Tapi kenapa mereka mau mengambil tubuh Tezu?” Suko juga terlihat heran.
“Ini adalah tiket mereka keluar dari dunia ini,” jawab Shinigami Chan sambil menghampiri Jheeea.
“Bonekanya Jhe chan,” pinta Shinigami Chan.
Jheeea menyerahkan aku (baca: aku dalam boneka) kepada Shinigami Chan.
“Maksudnya tiket ke dunia luar? Jadi mereka akan bebas kalau mereka nyulik Mama Tezu?” tanya Arietta.
“Kurang lebih, tapi mungkin saja itu hanya janji palsu yang diberikan,” jawab shinigami Chan sambil meletakkan aku di dekat tubuhku.
Shinigami Chan lalu melepaskan sebuah alat di bagian belakang tubuh bonekaku dan aku merasa diriku seperti tersedot keluar. Aku lalu bisa melihat diriku sendiri yang terbaring di rumput, aku mencoba masuk ke dalam tubuhku. Rasanya seperti menembus lapisan semen lunak dan terasa sedikit sensasi aneh lalu semuanya gelap.