Kamis, 05 Mei 2011

Intermezzo part I

INTERMEZZO PART I THE COMMON ROOM
OP BGM : Baby It’s You - JUNE
Aku mencoba bertanya lagi pada Shino tapi sepertinya ia tidak mau mengatakan hal lain selain yang sudah ia ucapkan. Akhirnya aku meninggalkan Ruang Utama, aku memutuskan untuk kembali ke kamarku. Setelah tuduhan yang Sora tujukan kepadaku, mungkin aku harus mencari tau dari diriku yang lain perihal kebenarannya.
Saat aku melangkah ke Ruangan Tidur, aku mendengar Nigi memanggilku.
“TEEEZZZ, Tunggu! Kamu mau kemana?” serunya.
Aku menoleh
“Aku mau ke kamar,” jawabku singkat
“Temani aku aja, kita ke tempat-tempat lain yang menarik,” ajak Nigi dengan suaranya yang ceria.
Biasanya mungkin aku akan setuju, tapi mengingat apa yang terjadi antara Nigi dan Hota tadi serta kejadian dengan Sora, membuatku tidak bersemangat.
“kamu aja sendiri, aku mau ke kamar aja,” tolakku. Terdengar sedikit nada kesal dalam suaraku.
“Lho, kok begitu? Ayolah, banyak tempat menarik loh,” ajak Nigi.
“Aku bilang, ga mau. Udah deh, jangan ganggu aku,” Ujarku seraya berbalik langsung ke Ruangan Tidur.
Nigi hanya terdiam mendengar kata-kataku tadi.
Sebenarnya aku ingin minta maaf pada Nigi, aku ga bermaksud berkata sekasar itu, tapi egoku membuat aku mengurungkan niatku, mungkin nanti setelah emosiku agak reda aku akan minta maaf padanya.
Aku memasuki kamarku dan langsung merebahkan diri di tempat tidur.
Menjadi orang yang ga tau apa-apa itu benar-benar menyebalkan!
Ditambah lagi ternyata disaat aku tertidur, ada pribadi yang lain yang menguasai tubuhku dan bertindak sesuka hati.
Aku masih teringat perkataan Sora saat menyebutku pengkhianat, dan betapa dia muak melihatku. Tanpa aku sadari, airmataku mulai menetes lagi.
Aneh, aku kan selama ini selalu sendiri dan ga peduli dengan orang lain, tapi kenapa sekarang ini aku gampang sekali emosian, kenapa tindakan mereka yang orang asing bagiku bisa membuatku menangis sedih.
Aku memejamkan mata dan membiarkan airmataku terus menetes. Aku ingin sekali bertanya pada kedua pribadiku yang lain, aku ingin tau kenapa mereka membuatku jadi lemah begini disini.
Aku lalu membuka mata, tapi bukannya berada di ruangan putih yang biasa, aku malah berada di Ruangan Utama. Aku melihat kesibukan yang rutin di Ruang Utama. Tapi sepertinya ga ada yang menyadari aku ada. Bahkan beberapa orang menembus diriku seolah aku hanyalah sesosok hantu yang tidak tampak dimata mereka.
Dalam kebingungan aku melihat sekeliling, aku melihat Sinc yang masih sibuk dengan layar-layar hologramnya. Dhe yang sedang duduk di salah satu meja dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu karena keningnya nampak berkerut saat menatap layar Ipad miliknya. Nigi yang juga sedang duduk di salah satu meja dan tampak kebingungan.
“Ah, sudahlah, daripada aku mikirin itu, mending aku pergi sendiri” ujarnya kemudian sambil melompat turun dan berjalan menuju portal disamping tempat Sinc berada.
Padahal aku baru saja ingin meminta maaf padanya. Tapi aku hanya terpaku ditempat dan melihatnya.
“Sinc, tempat yang biasa,” ujar Nigi.
Saat itu aku melihat Rena juga datang dan menunggu disamping Nigi.
“Pergi juga?” tanya Rena
“Ya, aku banyak pikiran, kalo kamu?” balas Nigi.
“Pedangku bisa karatan kalo ga digunakan,” jawab Rena sambil menunjukkan pedang yang diikat di punggungnya.
“kau benar, kemampuan bertanrungku bisa menurun kalo tidak berlatih,” Nigi sepertinya ingin memunculkan sesuatu tapi langsung dicegah oleh Sinc.
“Jangan pernah berpikiran untuk memunculkan sabitmu disini, kamu tau sulitnya mengatur ulang portal supaya kamu dan sabitmu bisa lewat,” ujar Sinc.
“Ehehe, Sory, kebawa suasana,” Nigi tertawa kecil. Ia dan rena lalu melangkah masuk via pintu keemasan yang menjadi portal mereka.
“Nigi..” bisikku.
“Kendalikan emosimu,” aku mendengar suara Urahara berkata pelan dibelakangku.
Aku melihat sekelilingku dan tidak melihat ada orang didekatku. Aku lalu menatap ke arah Urahara lagi.
“Kalau kau ga kendalikan emosimu, Dhe dan Sinc akan sadar kalau kau ada disini, dan kecurigaan mereka akan bertambah, Tezu,” ujarnya kemudian masih dengan suara pelan.
Aku terkejut, jadi Urahara bisa melihatku?
“Ura, kamu..”
Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Urahara sudah menghampiri Hikari Dheean.
“Hika chaaan, aku sudah siap untuk quiz selanjutnyaa,” panggilnya.
Hikari langsung menoleh dan entah kenapa sepertinya sekeliling Hikari langsung bersinar, kalo dalam manga seperti ada cling-cling gitu.
“Ayo, Ura, kita lanjutkan permainan kita,” Hikari berkata lembut sambil tersenyum manis.
“Oookkee,” Urahara langsung mengikutinya.
Belum sempat aku mengejar mereka, tiba-tiba tubuhku diterobos oleh Shinigami Chan.
“nyawww,” ujarnya saat menembus tubuhku. Ia berbaring dan tanpa tersenyum senang. Ia lalu mengambil ancang-ancang untuk kembali menerobosku lagi.
“Hey, tunggu!” seruku.
Tapi hal itu rupanya ga berpengaruh bagi Shinigami Chan, sambil berlari ia tanpa ampun menembus tubuhku lagi.
“Nyaaww,” ia terlihat senang.
“Shin chan, kau kenapa?” tanya seorang gadis berambut biru pendek yang malam itu aku liat di Bar.
“Cuma lagi senang aja, Rie chan, Nyaw,” Shinigami Chan lalu melangkah pergi.
Gadis yang dipanggil Rie hanya terdiam melihat arah pergi Shinigami Chan lalu kembali berjalan ke Counter Makanan.
Aku kembali melihat sekeliling dan melihat Sora, Shino dan Kangaji sedang berbincang di tengah ruangan, aku lalu memutuskan untuk menghampiri mereka.
Ternyata berjalan sambil ditembus orang-orang mempunyai sensasi aneh juga. Kadang aku merasa apa mereka ga merasa apa-apa saat berjalan menembusku. Tapi seperti yang Urahara katakan, aku harus mengontrol emosiku atau Sinc dan Dhe akan sadar kalau aku ada disini.
Saat aku berjalan mendekati Sora, aku mendengar suara pertengkaran di sisi ruangan.
“Jadi itu toh maumu, Pin, ayolah kita duel kalo begitu,” Seorang pemuda tengah berhadapan dengan pemuda lain.
“Alah, kamu paling juga ndak berani toh, Jouz,” balas pemuda yang dipanggil Pin tadi.
“Wetz, sapa bilang, ayo kita lakukan sekarang,” tantang pemuda yg ternyata dipanggil Jouz.
“ayo aja!” balas Pin
“Ayo!”
Mereka saling mengancam sambil mendekatkan diri hingga jarak antara wajah mereka menjadi sangat dekat. Tiba-tiba..
sebuah tonjokkan melayang ke wajah keduanya.
“Dilarang adegan Maho disini! Kalo mau Maho dikamar aja!” ternyata Seiryu yang menonjok keduanya.
“Apa-apan sih Sei,” protes Jouz
“Ya nih, Sei, tiba-tiba nonjok,” protes Pin
“Ini tempat umum, Kalo mau Yaoian di kamar aja, sana,” jawab Sei.
“Lagian kami kan ga ngapa-ngapain beda ma kamu yang jelas-jelas melakukan SM,” balas Jouz
“SM?! Ini bukan SM,” tegas Seiryu sambil menarik tali yang ia pegang. Ternyata tali itu terhubung ke gelang yang mengikat kedua tangan Naru.
“Sei, udah dong, kan aku dah bantuin kamu,” pinta Naru.
“Loh yang janji kan kamu sendiri, aku ga akan ganggu sewaktu kamu berwujud anjing, tapi kalau sudah jadi manusia, aku boleh berbuat sesukaku,” Seiryu lalu berpaling kepada Jouz dan Pin, “dan asal kalian tau, aku ga SM, Narutard itu pembantuku.”
Seiryu lalu berjalan meninggalkan mereka berdua sambil menarik Naru yang terus memohon, “Udah dong, Sei, Lepasin..”
Naru sempat menoleh ke arah Jouz dan Pin, tapi keduanya Cuma bsa berbisik.
“Sori, ga bisa bantu,”
Saat Seiryu dan Naru melewati dekat tempat Sora dan Shino berada, aku bisa mendengar celetukan Shino.
“Hey, Naru masih ga bisa lepas ya dari Sei, mau aku bantu?”
Naru sempat menoleh namun belum sempat ia menjawab sudah dipotong oleh Seiryu.
“diam kau, rejahentaimesumechi!” Dan Sei lalu menarik Naru menjauh.
Shino hanya tertawa mendengarnya.
ED BGM : Kanariya – Ayumi Hamasaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar