Kamis, 05 Mei 2011

intermezzo part 2

INTERMEZZO PART II THE COMMON ROOM
OP BGM : U’R MY ANGEL – BGM SONG AUDITION AYODANCE
Aku lalu  melangkah mendekati tempat Shino, Sora dan Kangaji yang sedang berbicara.
Aku berdiri tepat dibelakang Shino.
“Mang kamu yakin kalo itu dia, Sora?” tanya Kangaji.
“Aku yakin, Cherie aja kan bilang begitu, Ya kan Shino?” jawab Sora.
“Cherie Cuma bilang kalo dia menemukan data yang sama antara dia dengan Tezuka Ayumu yang dulu, tapi dia belum bisa mastiin itu orang yang sama atau bukan,” ujar Shino.
“Tapi kan kata Cherie juga, ga mungkin kalau dua orang bisa memiliki Code yang sama, Jadi udah pasti kalau dia memang Tezuka Ayumu yang dulu” balas Sora.
“Selama belum ada bukti, aku ga akan mengambil kesimpulan seperti kamu, Sora,” Shino berkata sambil menatap ke arah Sora.
“Kurang bukti apa lagi, coba! Semua dah nunjukin kalo dia memang orang yang sama, hanya saja sekarang dia pura-pura lupa ingatan biar kita kembali kasihan sama dia,” Sora terlihat kesal.
“Aku ga nyangka, kupikir dia orang yang baik, dia selalu ada kalau aku ada masalah, dia juga janji kalau kita bakal keluar dari dunia menyebalkan ini, aku percaya ma dia, tapi ternyata itu semua omong kosong!” Sora mengepalkan tangannya menahan amarah.
Aku ingin sekali mengatakan bahwa yang dia pikir itu salah, tapi kemudian aku ingat kembali perkataan Urahara, kalau aku harus menjaga emosiku. Kalau tidak semua upayaku mencari tau siapa aku sebenarnya bisa sia-sia.
“Tapi Sora, kenapa kamu bisa bilang kalo dia pengkhianat, kan dia cuma menghilang beberapa bulan? Masa gitu aja kamu bilang dia pengkhianat?” tanya Kangaji.
“Bukan karena hal itu Kang, tapi aku dapat bukti kalau dia memang pingin kita semua mati!” Jawab Sora
“Bukti apa itu?” tanya Shino.
“Aku… aku ga punya bukti itu. Maksudku aku ga megang. Orang lain yang megang bukti itu, tapi aku yakin kalau itu benar, kalau memang dia sengaja memberitahu pihak luar kelemahan kita biar mereka bisa masuk dan membunuh kita semua!” Tegas Sora
Shino dan Kangaji hanya terdiam.
Dorongan untuk mengatakan kalau itu semua salah semakin kuat dalam diriku. Aku benar-benar ga tau apa yang mereka maksud. Tapi lagi-lagi aku berusaha menahan perasaan itu. Aku harus bisa menahannya, agar semua ini bisa terungkap.
“Kalian sendiri juga ingat kan, kejadian setelah dia datang kembali kesini? Kita mengalami serangan. Bahkan Sinc aja bilang kalau mereka sepertinya berada dalam satu komando. Mereka mengerti bagian-bagian mana aja yang lemah dari pertahanan kita, bahkan mereka bisa membuka pelindung atas Ruangan Utama. Dan disaat kita semua bertarung, kalian tau apa yang dia perbuat, cuma duduk terdiam di pojok ruangan. Kalau dia memang hebat seperti yang mereka bilang, kenapa dia ga bantu kita?!” saat menjelaskan hal itu Sora nampak sangat kesal.
Perasaan sedih mulai terasa dalam hatiku mendengar perkataan Sora. Tenggorokanqu sepertinya tercekat.
Ga.
Aku ga boleh nangis, aku ga boleh menunjukkan emosi. Aku ga boleh ketauan.
Aku menarik nafas panjang dan berusaha meredam kembali emosi yang aku rasakan.
“Dan semua itu, kamu simpulkan dari sejumlah bukti yang ditunjukkan orang lain?” Tanya Shino
“Mang penting ya, darimana aku tau semua itu?” Jawab Sora kesal.
“Sora, maaf ya, tapi sepertinya kamu sedang terlalu emosi deh,” Kangaji berkata dengan suara lembut.
“Hah?”
“Kangaji benar, sepertinya kenyataan bahwa orang yang paling dekat denganmu tidak mengenalimu lagi setelah menghilang tiga bulan yang lalu, benar-benar telah membuatmu kesal,” Ujar Dernew sambil menghampiri Sora, Shino dan Kangaji.
“Ini ga ada hubungannya dengan itu!” Bantah Sora
“Aku setuju dengan Dernew, kali ini sepertinya pemikiranmu sedang tidak fokus,” shino terdiam sejenak sebelum melanjutkan, “aku rasa kau perlu istirahat Sora,”
“Aku ga perlu hal itu, aku masih bisa menjalankan tugasku,” protes Sora
“Kangaji,” Shino sepertinya ga mempedulikan protes Sora,” aku minta kamu tolong jagain Sora, jangan sampai dia membuat masalah yang berlebihan,”
“Okey,” jawab Kangaji.
“Apa maksudnya ini, Shino?!” Sora terlihat keberatan.
“Sampai kamu bisa berpikir jernih, untuk sementara kamu diistirahatkan dari tugasmu,” tegas Shino.
“Tapi kamu ga bisa begitu!” Sora masih melancarkan protesnya.
“tentu saja aku bisa, aku kan mendapat wewenang penuh dari Baka Hyde untuk memilih partnerku sebagai pencari Informasi,” jawab Shino
“Memangnya kau bisa mendapat pengganti aku secepat itu?” tanya Sora.
“Aku justru udah dapat, makanya aku berani menggantimu untuk sementara,” jawab Shino
“Hah? Siapa?”
“Dernew,” jawab Shino singkat
Dernew terlihat terkejut, “Aku?”
“Kau sudah mengerti daerah luar kan? Lagipula dengan kemampuan khususnya, aku rasa dia bisa menjadi asset yang bermanfaat. Sebenarnya dari dulu aku ingin mengajaknya, tapi aku masih berpikir kalau dia tidak mau,” jelas Shino.
“Memang sih, aku kurang nyaman kalau berada dibawah perintah orang lain,” Dernew menggaruk-garuk kepalanya.
“Aku bukan atasanmu kok, Dern, kita kan partner,” ujar Shino.
“Hmmm… oke deh, akan kucoba dulu,” Dernew nampak setuju.
“kamu ga ada keberatan lagi kan, Sora?” tanya Shino.
Sora hanya terdiam dan menggigit bagian bawah bibirnya
“tidak,” ujarnya pelan.
“Aku bukannya membela dia, tapi kau juga tau kan beratnya tugas kita sebagai pencari informasi, kita diminta berupaya senetral mungkin tanpa berat sebelah. Makanya kita tidak boleh menggunakan emosi dalam melaksanakan tugas. Tapi kondisimu sekarang ini tidak memungkinkan untuk melaksanakan tugas kita,” Shino berkata sambil memegang pundak Sora.
“Ya, aku tau,” jawab Sora lirih.
 “Nanti kalau kau sudah bisa kembali berpikir jernih, aku bersedia menerimamu kembali,” lanjut Shino.
“Baiklah,” Sora akhirnya setuju.
“Yuk sora, kita hunting item yang bagus,” hibur Kangaji.
Sora dengan agak lemas mengikuti Kangaji menuju portal dan pergi bersama.
“kamu ngapain masih disini, Dern?” Tanya Shino.
“Loh mangnya ga boleh ya?” Dernew balik bertanya.
“Bukannya awalnya kamu mau menemui seseorang?” Shino kembali bertanya.
“Memangnya siapa?”
“Dia,” Shino menunjuk Fuunay yang nampak duduk di salah satu kursi panjang ga begitu jauh dari mereka. Sepertinya ia sedang membaca buku namun sesekali ia melihat ke arah Shino dan Dernew.
Dernew hanya tertawa kecil.
“Sudah temui dia, sekalian bilang soal pekerjaan barumu, soalnya kalian akan susah bersama-sama terlalu sering,” ujar Shino
“Eh… tapi… bagaimana?” dernew terlihat bingung.
“Sudah sana temui, tidak baik membiarkan seorang gadis menunggu, apalagi gadis yang paling spesial,” shino mendorong dernew ke arah Fuunay.
“Thanks,” Dernew berkata  sambil tersenyum dan menghampiri Fuunay.
Aku bisa melihat wajah Fuunay yang bersemu merah saat Dernew duduk disampingnya.
Pemandangan itu sempat membuatku tersenyum juga.
“Kemampuanmu dalam mengendalikan emosi bagus juga,” Shino bergumam pelan.
Aku menoleh ke arah Shino. Jangan-jangan dia juga bisa melihat seperti Urahara?
Aku melihat sekeliling. Ternyata memang tidak ada satu orang pun yang dekat Shino.
Aku kembali menatap Shino dengan wajah bingung.
“Tidak semua orang bisa menyadari keberadaanmu, hanya orang-orang tertentu, jadi kau ga perlu khawatir,” Shino kembali berkata dengan suara pelan. Ia lalu memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dan beranjak pergi.
“Lebih baik kau gunakan kesempatan ini untuk mengetahui betapa besar luka yang kau tinggalkan pada kami semua tiga bulan yang lalu, mungkin dengan begitu kau bisa mengetahui seberapa penting dirimu bagi kami semua,” ujar Shino sebelum pergi.
Luka? Aku meninggalkan luka yang besar?
Aku ingat perkataan yauchi saat kembali melihatku lagi, walau dia berkata kalau dia jarang ngobrol denganku, tapi saat aku tidak mengenalinya, dia merasa bimbang. Kalau saja Yauchi yang tidak begitu mengenalku bisa merasa bimbang, seperti apa yang dirasakan oleh orang-orang yang telah mengenalku secara dekat.
Aku juga teringat betapa Len Tsukimori gemetar saat aku mengatakan aku ga mengenalnya. Atau betapa terkejutnya Silvergin begitu tau aku tidak punya ingatan apapun tentang dia.
Aku juga ga bisa melupakan kekesalan Sora, hingga ia mengatakan kalau aku pengkhianat. Sebesar itukah luka yang telah aku perbuat?
Apa mungkin, kebersamaan Nigi dan Hota, cuma sebagai penghibur agar Nigi bisa tetap ceria berada didekatku? Di dekat orang yang mungkin sangat berarti baginya tapi melupakan keberadaannya sama sekali.
Mataku mulai berkaca-kaca. Gejolak kesedihan mulai meliputiku. Rasanya aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Tapi kemudian aku mencoba menahannya, menahan kepedihan dalam hatiku.
Aku harus ingat untuk tidak emosi, aku harus kuat…
Sebagian hatiku merasa sudah tidak kuat lagi meneruskan ini. Rasanya ini sebuah kesalahan. Seharusnya dari awal aku ga usah ikut program ini.
Tapi sebagian hatiku yang lain, ingin meneruskan, ingin tau apa sebenarnya kebenaran dalam program ini. Setidaknya aku ingin tau seperti apa diriku yang dulu.
Aku melangkah menyusuri Ruang Utama.
Aku melihat Cherie yang tengah mengobati Jouz dan Pin di salah satu kursi. Tapi saat diobati keduanya malah sempat saling pukul-pukulan dan berakhir dengan tonjokan ke arah muka oleh Sugar yang menemani Cherie.
“Bisa diam ga sih kalian?!” Sugar terlihat kesal.
Cherie hanya mendesah.
“aduh hidungku… hidungku,” Pin nampak kesakitan
“Adududuh, jangan-jangan gigiku copot nih,” Jouz juga nampak kesakitan.
“Makanya jangan bertingkah kalo diobatin, kalian kaya anak kecil aja,” ujar Cherie.
Ia lalu mengobati kembali kedua orang itu.
Aku juga melihat Eukaristia dan Jheea yang baru saja keluar dari ruang Mandi bersama. Keduanya nampak bercanda. Aku ingat kalau Euka adalah orang terakhir yang bertemu denganku, maksudku, Tezuka Ayumu yang dulu. Sejauh ini kami memang ga pernah berbicara tapi mungkin saja aku bisa menggunakan kekuatanku untuk melihat kenangannya.
Saat akan menghampiri Euka, langkahku terhenti.
Aku melihat Silvergin, B3rserker, Hotaru dan Nchex Rage, sedang duduk bersama di sebuah meja di dekatku. Aku bisa melihat wajah Silvergin yang nampak murung. Tapi ia lalu tersenyum lagi saat ketiga temannya mengajaknya ngobrol.
Aku ingin tau apa yang ada dalam pikirannya, apa ia masih kecewa padaku?
Saat aku mendekati mereka, Nchex lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arahku. Aku menghentikan langkahku.
“mau kemana?” Tanya Hotaru
“Aku mau merokok sebentar, Hota chan,” ujarnya.
Ia lalu duduk di salah satu bangku tepat disebelah aku berdiri, dan mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakannya.
“kau butuh sesuatu, Tez?” tanyanya pelan sambil menghembuskan asap rokok
Seperti yang sudah kuduga, dia juga bisa melihatku.
ED BGM : TRICKLING - WHEESUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar