Kamis, 05 Mei 2011

Intermezzo one more time

OP BGM : PIECES – L’arc en ciel
Aku segera menuju kamarku, tapi begitu aku memasuki kamarku, aku ga merasakan sinar terang atau tiba-tiba terbangun. Aku melihat kamarku. Persis seperti saat aku tadi memutuskan untuk tidur, tapi perbedaannya, aku tidak melihat diriku dimanapun. Tempat tidur terlihat kosong.
Aku menjadi panic dan mulai mencari ke segala tempat, bahkan aku melihat ke bawah tempat tidur, karena aku pikir mungkin saja tubuhku terjatuh dari tempat tidur.
Setelah yakin bahwa tubuhku gak ada dimanapun, aku lalu mencoba kembali rileks, mencoba menenangkan diri.
Aku berbaring di lantai, memejamkan mata, dan berharap begitu membuka mata, aku sudah benar-benar terbangun.
Aku memejamkan mata selama beberapa menit, sambil menarik nafas panjang dan menenangkan pikiranku.
Setelah cukup lama aku kembali membuka mata.
Aku melihat ke sekelilingku.
Sepertinya aku masih berada di kamarku.
Meja tempatku biasa menulis masih ada di sisi kananku, dan aku melihat tempat tidurku di sisi kiriku.
Tunggu…
Meja dan tempat tidur….
Jangan-jangan aku berada di lantai?
Aku segera bangun dari tidurku dan masih mendapati kedua tanganku yang tembus pandang.
Ga mungkin!
Kenapa aku belum kembali terbangun??
Dengan putus asa aku kembali memejamkan mataku dan terus berkata, “bangun, ayo bangun”
Tapi begitu aku membuka mata, aku masih dalam kondisi aku sebelumnya.
Sambil berjalan mondar-mandir dikamar, aku terus berpikir, ‘kenapa aku bisa tetap berada dalam kondisi seperti ini? Apa yang terjadi?’
Berkali-kali aku mencoba memejamkan mata dan tidur. Tapi semuanya tidak bisa membuatku kembali terbangun.
Aku sudah mulai pasrah dan putus asa, ketika pintu kamarku terbuka.
Dhe Bsblover memasuki kamarku. Ia mengenakan kacamata khusus yang sepintas mirip kacamata baca biasa. Ia melangkah menghampiriku yang masih duduk bersimpuh dilantai.
“Mau ikut denganku?” tanyanya padaku
“Aku?” ulangku.
“Ya, sepertinya kami tau dimana tubuh aslimu berada,” ujarnya.
Aku segera bangkit dari dudukku.
“Dimana?” tanyaku.
“Ayo ikut aku,” Dhe lalu berjalan keluar dari kamarku. Aku mengikutinya.
Kami berjalan menuju ruang pertemuan di Lantai 2.
Aku melihat Ace yang sedang duduk terdiam di tempat biasanya. Ia sempat melihat ke arahku. Aku ga yakin apa dia bisa melihatku seperti beberapa orang yang lain. Aku melihat ke arah Dhe yang sedang membuka pintu dan kembali melihat ke arah Ace. Saat itu aku melihat Ace tersenyum. Tapi hanya sesaat saja, karena detik berikutnya, ia kembali duduk serius melihat ke arah para penghuni yang sedang berada di Lantai 1.
Aku memasuki Ruang Pertemuan. Baka Hyde, Yauchi, Sinc Sei, Cherie, Urahara, Shinigami Chan, Shino dan Kyu. Hampir semuanya sudah berada di dalam ruangan kecuali Seiryu yang aku lihat keluar melalui portal sebelum aku kembali ke kamar tidur. Dan hampir semuanya mengenakan kacamata yang sama dengan yang dipakai Dhe.
Sinc sepertinya sedang sibuk mengetikkan sesuatu di layar monitornya, karena aku bisa melihat barisan data yang muncul di layarnya.
“Ini benar-benar hal yang baru,” Baka Hyde buka suara.
Aku menoleh. Aku ingin tau apa yang dimaksud dengan hal baru itu.
“Mang apa yang baru?” tanya Yauchi.
“Bahwa seseorang bisa meninggalkan data fisiknya, dan berjalan seperti hantu,” ujarnya menatap kagum ke arahku.
“Aku lebih suka aku yang biasa,” jawabku
“Sudah banyak kok kejadian seperti itu, tapi yang baru sadar dan bisa bergerak bebas sepertinya baru dia doang,” balas Sinc sambil terus mengetikan data ke layar hologramnya.
“tapi aku ga pernah liad selama ini?” tanya Baka Hyde.
“Itu karena kamu jarang banget keluar dari tempat ini,” balas Sinc
Shino nampak sedang berbicara dengan suara pelan kepada orang lain yang ga berada di ruangan ini. Sepertinya ia seolah menelepon tapi aku ga melihat ia memegang handphone atau alat komunikasi yang lain.
Shino lalu bangkit dari duduknya dan membisikkan sesuatu pada Sinc. Sinc nampak berkata pelan pada Shino lalu mengangguk pelan.
“Posisi tubuhmu sudah kami temukan, tapi karena bergerak terus, agak susah memastikan tempat pastinya,” Sinc berkata kepadaku.
“Lalu?” tanyaku.
“Lalu sekarang aku akan menugaskan tim pengambil untuk mengerjakannya,” Sinc membalas dengan santai.
“Shin, itu tugasmu kan?” ujarnya kepada Shinigami chan
“Nyaaaw, aku kan pengumpul item,” Shinigami chan terlihat protes, “kenapa ga Shino aja?”
“Wah sori, aku cuma informan, ga boleh terlibat pada pekerjaan langsung,” shino menolak sambil tersenyum.
“Nyaaaw,” Shinigami chan masih terlihat tidak puas.
“Apa aku perlu ikut?” Tanya Baka Hyde.
“Ga usah, Nyaw, nanti malah bikin repot ga jelas,” tolak Shinigami chan.
“teganya…” baka Hyde terlihat murung.
“Oke, nyaaw, tapi biar aku sendiri yang menentukan timku,” usul Shinigami Chan.
“Terserah kamu,” jawab Sinc Sei.
Shinigami Chan nampak berpikir sejenak.
Ia lalu berkata, “ Oke Nyaaw, serahkan saja padaku. Aku akan membawa kembali tubuh yang kau minta.”
“data akan tubuh fisiknya tepatnya,” koreksi Sinc
“Ya, apalah. Berikan saja koordinatnya padaku,” balas Shinigami chan
“Sudah kutransfer datanya,” layar hologram di depan Sinc menghilang. “Aku tunggu kabar baik darimu,” ujarnya.
“Kau tidak perlu menunggu lama, aku jamin,” Shinigami Chan keluar dari ruang pertemuan.
Urahara mengeluarkan sebuah boneka sedang dari tas yang ia bawa.
“Aku baru saja menyelesaikan ini,” ujarnya sambil meletakkan boneka di atas meja.
Boneka itu seperti sebuah boneka yang sering dibawa oleh para peniru suara (ventriloquist). Ukurannya agak sedang, Berambut panjang layaknya seorang gadis kecil dan memakai jubah hitam.
“memangnya itu apa?” Tanya Cherie.
“Aku yakin kalau teman kita yang satu ini, tidak akan suka menunggu sampai Shin chan pulang dari tugasnya. Tapi kita juga ga bisa membiarkan keadaannya yang seperti hantu ini berkeliaran diluar sana. Makanya aku menciptakan ini,” jelas Urahara.
“Dan tepatnya fungsi dari boneka ini apa? Selain karena tampangnya yang imut,” tanya Baka Hyde.
“Boneka ini akan menyimpan data keberadaan Tezu, atau lebih mudahnya, dia akan menjadi benda yang dirasuki Tezu,”
“hah?” aku terlihat kaget.
“Kenyataan kalau Tezu adalah sebuah hantu, bukan tidak mungkin dia bisa merasuki sesuatu kan? Maka dari itu, anggap saja kalau ini adalah benda yang dirasuki Tezu,” jawab Urahara.
“Dia itu kan cuma data yang terlihat abnormal saja,” Sinc terlihat tidak tertarik.
“Tentu, tapi kalau dia kita biarkan berkeliaran, bisa saja mempengaruhi keseimbangan data yang kalian atur kan, Sinc?”
“Terserah kamulah,” Sinc menyandarkan kepala di sandaran kursi pertemuan.
“Mang itu bisa berfungsi, Ura?” tanya Yauchi.
“Memangnya aku pernah mengecewakan kalian? Tenang saja pasti berfungsi kok,” jawab Urahara.
“berarti kau belum pernah mencobanya kan?” yauchi berkata sinis.
“Justru itu, silakan kalian hasilnya,” Urahara membawa boneka itu ke dekat tempatku berdiri.
“Sentuh saja dia, Tezu, ga akan terjadi apa-apa kok,” ujarnya
Dengan ragu-ragu, aku menyentuh boneka itu, dan aku merasakan diriku terhisap kedalam.
Untuk sesaat semuanya gelap, dan begitu aku bisa melihat sekelilingku, aku seperti merasa menciut menjadi kecil. Seolah-olah tubuhku menyusut seperti anak kecil. Tapi aku masih bisa melihat sekelilingku dengan sangat jelas. Bahkan aku bisa merasakan apa yg terjadi dibelakangku walau aku tidak bisa melihatnya secara langsung.
Aku bisa mendengarkan apa yg terjadi. Tapi ketika aku mencoba menggerakan tanganku, aku tidak bisa melakukannya.
Sepertinya aku hanya bisa mendengar dan melihat saja.
“Tenang saja, boneka ini ga akan bisa berbuat apa-apa. Ia hanya menjadi wadah bagi data Tezuka aja, Ia bisa melihat dan mendengar dengan jelas, tapi tidak bisa berbuat yang lain,” jelas Urahara.
“Jadi kau akan membawa boneka ini dan langsung mengembalikan data Tezuka ke tempatnya?” tanya sinc.
“Bukan aku tepatnya, tapi timnya shin chan, kan dia yang akan mengambil kembali wadah asli dari data Tezu,” jawab Urahara.
“Kau yakin? Lagipula itu dilakukan bukan di wilayah kita, bukankah itu beresiko terlihat musuh?” tanya Sinc lagi.
“Sangat yakin. Dan masalah orang lain, aku yakin dengan orang-orang pilihan shin chan, masalah itu pasti akan teratasi. Dia mendapat julukannya sebagai Pengambil Item Langka No. 1 bukan cuma omong kosong belaka,” tegas Urahara.
“Aku hanya mengingatkan,” Sinc kembali bersandar.
Tiba-tiba pintu ruangan diketuk. Tak berapa lama Jheea nampak masuk ke dalam
“Shin chan bilang aku harus menemuimu, Ura,” ujarnya agak bingung.
“Oh ya, Jaheku yang tantique, kamu akan menemani shin chan kan? Tolong antarkan boneka ini ya?” ujar Urahara sambil menyerahkan aku.. eh maksudku aku yang berada dalam boneka itu ke Jheeea.
“Aku hanya perlu membawa ini?” tanyanya masih bingung.
“Betul sekali. Kamu bisa kan?”
“wah, jangan meremehkan aku yang tantique ini loh, kalau cuma mengantarkan boneka ini sih masalah gampang.” Jawab Jheeea penuh percaya diri.
“Ini saja?” tanyanya kemudian
“Ya, itu saja,” jawab Urahara.
“Baiklah, aku permisi,” Jheeea lalu keluar dari ruangan sambil membawaku, eh, boneka yang ada diriku.
Saat melewati Ace yang masih saja duduk di balkon lantai 2, aku bisa melihat dia menatap ke arahku dengan wajah agak bingung.
Kami menuruni tangga dan bergabung dengan Shinigami Chan yang menunggu di dekat portal.
“Bntar nyaaw, mereka belum datang,” ujar Shinigami chan.
Aku jadi bertanya-tanya, seperti apa sih tim yang dibawahi Shinigami chan, yang katanya Pengambil Item Langka No. 1
ED BGM : BUTTERFLY - Smile

Tidak ada komentar:

Posting Komentar