Kamis, 31 Maret 2011

CHAPTER 6A PART II



MEMORIES : YAUCHI HIRUMA
Opening BGM : Hipnotis – Indah dewi Pertiwi
Aku menghabiskan susu hangatku dan bangkit dari dudukku.
“Hota, bagaimana aku membayar ini? Kan aku belum punya uang,” Tanyaku.
“Tenang aja, total uang yang kamu punya masih banyak kok, Tezu,” Hotaru mengeluarkan sebuah alat kecil. Di layarnya tertulis nick ku dan total deposit. Melihat jumlahnya aku kaget, ternyata jumlah depositnya mencapai jutaan.
“Ini uangku????” tanyaku
“Yah bisa dibilang begitu, Tezuka Ayumu yang dlu, bilang kalo ada apa-apa pake aja uang ini. Karena kalian sama-sama Tezuka Ayumu aku rasa ga ada masalah kalau kau pakai uang ini”, jawab Hotaru.
“memangnya dia dapat uang dari mana?” tanyaku
“Entahlah, yang aku tau dia punya deposit sebanyak itu, kalo soal darimananya aku ga tau,” Jawab Hotaru.
“Kalau yang lain gimana?”
“Mereka biasanya dapat uang dari pekerjaan masing-masing, ato terkadang mereka berburu benda khusus di bagian game, yang akan dijual ke Urahara untuk sejumlah uang, para petarung dapat uang dari mereka bertarung di arena games, atau ada juga yang dapat uang dari pekerjaan yang memerlukan skill mereka, seperti Jheea ato Mizz,” jelas Hotaru.
“Hmmm..” Aku mengangguk, “baiklah Hota, terima kasih atas minumannya,” ujarku lalu melangkah pergi menuju Ruangan Tidur.
“Met tidur, Tezu,” Hotaru mengambil gelasku lalu kembali melayani yang lain.
Aku kembali berjalan menyusuri koridor Ruangan Tidur, sepertinya memang jarang yang terbangun pada jam segini, sehingga lorong terlihat sepi sekali.
Aku masuk kekamarku dan kembali merebahkan tubuhku di tempat tidur. Aku sudah tidak sabar untuk segera mencari kenangan diriku dalam Yauchi. Aku ingin tau seperti apa aku menurutnya. Seperti apa aku yang dulu.
Selama beberapa saat aku masih terdiam sambil menatap langit-langit kamarku. Berkali-kali aku mencoba tenang dan meraih nafas panjang, tapi aku malah makin gelisah. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya aku tertidur.
Saat membuka mata, aku kembali berada di ruangan putih tempat kedua diriku yang lain berada. Salah satu diriku yang lain, aku sebut dia Diriku B,  tampaknya sedang tertidur walau matanya masih tertutup dan tangannya masih terikat ke bangku yang ia duduki. Sementara yang satu lagi, Diriku A, tetap terduduk lemas di pojok ruangan.
“kalau saja tadi aku ga keluar, kamu pasti akan diam termenung kaya orang bego.” ujar Diriku A
“Aku kan memang orang asing, lagian aku juga ga tau kenangan apa yang telah terjadi antara aku dan dia,” kilahku.
“Tapi bukan begitu caranya menyemangati seorang teman yang sedang down,” balas Diriku A
“Aku ga kenal dia, bagaimana aku bisa menyemangati dia, yang kenal baik kan kalian berdua,” sangkalku.
“Dah berapa kali aku bilang sih, kita bertiga ini satu. Satu orang, satu jiwa, hanya saja ada beberapa hal yang memang tidak kau ketahui,”
“kalau kita memang satu, lalu kenapa aku harus mencari-cari kenangan tentang diriku sendiri?”
“Karena ….. karena …… memang lebih baik begitu,” jawab diriku A lemas.
Aku melangkah menuju rak tempat penyimpanan buku yang aku buat, “sudahlah, ga usah dibahas lagi, lagian aku harus melakukan ini kalau aku mau kembali keduniaku kan?” tanyaku.
“….Ya..” suara Diriku A terdengar pelan.
Aku membuka buku yang bergambar wajah Yauchi Hiruma, dan gambaran kenangan Yauchi kembali mengelilingiku. Semua kenangan dari saat ia datang pertama kali keruangan ini, hingga pertempuran kemarin. Dalam beberapa kenangan aku melihat gambar diriku disana. Tapi yang membuatku penasaran adalah sebuah kenangan saat Yauchi belum masuk kedunia ini, Kenangan atas diri Yauchi sebenarnya.
Aku mengulurkan tanganku dan menyentuh kenangan itu, tubuhku seperti terhisap dan tiba-tiba aku berada disebuah ruangan. Aku melihat sekeliling dan sepertinya aku berada di sebuah ruangan kantor. Aku melihat seprang pemuda dengan tubuh agak gemuk sedang duduk di depan sebuah computer. Wajahnya tampak ceria.
Tiba-tiba dua orang gadis berseragam putih abu-abu menembus tubuhku.
“Kak, pesananku sudah selesai?” tanya seorang gadis pada pemuda itu.
“Aku sudah mengerjakannya,” pemuda itu menyerahkan sebuah CD kepada keduanya, “Sebenarnya… ehm.. aku pingin tau apa mungkin … kalau kau mau jalan denganku? Sekarang kan malam minggu,” wajah pemuda itu terlihat malu-malu.
“Nanti aku pikirkan deh Kak,” jawab salah seorang gadis. Mereka lalu keluar ruangan sambil tertawa riang.
Pemuda itu juga tersenyum senang, aku mencoba mendekati pemuda itu, dan melihat bahwa ia tengah update statusnya sambil tersenyum kecil. Aku melihat nick name yang ia gunakan, ‘YAUCHI HIRUMA’
‘Jadi ini sosok aslinya,’ aku menatap ke arah pemuda itu.
Ruangan sekelilingku kembali berubah, dan aku berada di depan sebuah warung internet. Aku melihat Yauchi tengah duduk sendirian, ia lalu mengeluarkan hapenya dan menelepon seseorang. Aku mendekatinya dan ketika aku berada didepannya, aku merasa aku bisa mendengar apa yang ia dan orang yang ia telepon bicarakan.
“Hallo,” suara seorang gadis menyahut.
“Tasya? Ini Anton, aku dah deket rumah kamu, kebetulan juga  pesanan kamu dah selesai, gimana kalo aku antar kesana?” yauchi tampak gugup.
“Kak anton? ini Vanesa, Tasya nya sedang keluar sebentar, katanya mau ke warnet, gimana kalo besok aja disekolah?” jawab gadis itu.
“Owh, ya sudah ga apa-apa,”  yauchi terlihat kecewa. “Makasih,” Ia lalu mengakhiri teleponnya.
Tepat pada saat itu, seorang gadis dan seorang pemuda tampak mesra berangkulan keluar dari warnet. Si pemuda nampak mengecup kening si gadis.
“Tasya?” Yauchi terlihat terkejut.
“Kak Anton, ngapain disini?” gadis yang dipanggil Tasya tampak bereaksi biasa saja.
“Pesananmu sudah selesai… aku kira … kita …”
“beib, sapa dia?” tanya pemuda yang merangkul Tasya.
“Cuma pegawai TU di sekolahku, beib, dia yang suka downloadin aku lagu-lagu dan film, gratis lagi,” ujar Tasya sambil tertawa.
“wah enak dong, aku juga mau pesan ah,” pemuda itu juga tertawa.
“Tasya… dia?” Tangan Yauchi nampak mengepal karena marah
“Ini, pacarku, Kak. Dia anak orang kaya dan kuliah di universitas ternama, bukannya pegawai TU rendahan kaya kakak,” balas Tasya. “Yuk Beib, kita makan dulu,” Ajak Tasya sambil menggandeng mesra pemuda itu.
“Terserah kamu deh Beib,” pemuda itu tersenyum.
“Aku hampir lupa, Kak Anton, pesananku besok saja aku ambil disekolah.. Daaaahh,” lambai Tasya sambil melangkah pergi dengan pemuda itu.
“Siaaaaalll… Dunia nyata memang bukan tempat untukku… Semua Cuma memanfaatkanku.. Lebih baik aku hidup di dunia maya saja!” Ia nampak membuka hapenya dan mencari-cari sesuatu. Aku mendekati Yauchi dan aku melihat sebuah sms yang aku kenal.
“Selamat anda telah setuju untuk mengikuti demo dari Virtual Reality game Online. Ketik Ya untuk melanjutkan atau anda dapat mengabaikan sms ini”
Yauchi membalas sms itu dengan “YA”
dan tak berapa lama kemudian terdapat balasan seperti yang aku terima namun dengan sedikit perbedaan.
“Terima kasih anda telah mengikuti Virtual Reality Game Online. Penjemputan akan dilaksanakan besok pagi pukul 8. Mohon agar tidak terlambat”
Yauchi menyimpan hape di sakunya lalu melangkah pergi.
‘Jadi sms itu juga dia dapatkan,’ pikirku. Dan lagi-lagi sekelilingku berubah. Kini aku berada di sebuah kamar kecil, dimana terdapat sebuah kasur, lemari dan sebuah meja kecil dengan laptop diatasnya. Aku melihat Yauchi baru saja menutup pintu kamar dan berjalan keluar, ketika aku perhatikan sebuah reply baru ada di status yang ia buat
‘Tezuka Ayumu : semua akan indah pada waktunya Yau, tenang aja’
Aku tau balasan itu, karena aku sendiri yang mengetiknya. berarti pada saat itu Yauchi…
Aku mendengar suara motor bergema dikejauhan.
“..OOY…. WOOOY” suara itu seperti menarikku keluar dan aku kembali berada di ruangan tempatku berada sebelumnya.
“Aku kan Cuma minta cari tau tentang keberadaan si bodoh itu, kok kamu malah ngintip kenangan orang seenaknya,” seru Diriku A
“Ini ada kaitannya, aku kenal dia sebelumnya, kami sering berbalas pesan, kami sering chat bareng, kenapa aku bisa lupa?’ ujarku.
“Lalu hubungan itu dengan jalan keluar dari sini apa?’ tanya diriku A
“Mungkin, kalo aku tau bagaimana mereka di bawa, aku bisa tau dimana mereka aslinya berada,” jawabku walau aku ga yakin teoriku berguna.
“Kau katakan itu, tapi kau sendiri ga yakin?” Diriku A Cuma geleng-geleng kepala. “Terserahmu deh, Toh, sebenarnya kamu yang menguasai tubuh ini,” ujarnya kemudian.
Aku melihat kembali gambaran kenangan yang ada disekelilingku, nampaknya setelah masuk kedunia ini, Yauchi pergi ke bagian Game dan menjadi Warrior yang tangguh, dia sepertinya terlihat senang di dunia ini.  Tapi diantara kenangan itu, aku melihat Yauchi perlahan-lahan menjadi tertutup dan tanpa emosi, aku menyentuh sebuah kenangan dimana aku ada didalamnya.
Tubuhku kembali terasa terhisap dan aku berada di sebuah tempat, seperti disebuah lereng pegunungan. Aku melihat ada beberapa hewan yang mirip dengan rubah berwarna coklat nampak berdiri dekat Yauchi dan ‘Diriku’.
“Jadi? kau mau ikut denganku?” tanya ‘diriku’, aku bisa yakin kalo saat itu Diriku A yang tengah muncul.
“Aku ga butuh bantuanmu, aku sudah terbiasa sendiri, lagian aku juga ga mau kembali ke dunia nyata,” jawab Yauchi tanpa emosi.
“Karena kamu dikecewakan kan? Karena kamu merasa dah ga ada gunanya hidup? karena kamu merasa tidak ada yang peduli atas status sosialmu? Memangnya kamu sudah mengenal semua orang didunia hingga berani berpikir begitu?” kata-kataku terdengar tajam namun diucapkan dengan lembut, mungkin ini adalah Diriku B yang berbicara.
“Kamu ga akan ngerti,” Ujar Yauchi.
“Apa kamu mau hidup selamanya jadi NPC? Selamanya berada dalam hal yang membosankan seperti ini? Bukankah dulu kamu adalah Warior yang tangguh? Kamu gampang beradaptasi dengan dunia ini, lalu tiba-tiba kamu memutuskan untuk jadi NPC?”
“Aku ga mau lagi ada yang terluka karenaku,”
“Baik hati sekali, tapi ini ruang Game, ini adalah arena bunuh atau dibunuh, kalau kau memilih jadi NPC berbarti kau Cuma pengecut yang ga berani terima kenyataan,” kali ini aku merasa Diriku A sudah kembali mengambil alih.
Yauchi mengenggam kerah bajuku,” Memangnya kau tau apa, hah?! Apa kau pernah menyaksikan teman seperjuanganmu mati didepanmu dan kau ga bisa apa-apa?! Apa kau pernah merasakan seseorang yang terpenting bagimu perlahan-lahan kehilangan nyawanya dipelukanmu?! Pernah, hah?!”
“Sering, puluhan kali, tapi aku ga jadi pengecut dan memilih bersembunyi dibalik sebuah NPC,” balasku tegas.
Yauchi melepaskan kerah bajuku. “aku sudah ga mungkin lagi mengangkat pedang dan bertarung, bayang-bayang dia saat tewas, membuatku gemetar,” ujarnya.
“bagaimana kalau aku bisa membuatmu tetap membantu orang lain tanpa mengangkat pedang?”
“Memang bisa?”
“Yauchi, dunia ini adalah hasil pikiran kita, mau jadi seperti apa dan bagaimana bentuknya semua terserah kita sendiri, seperti …. ini,” diriku menjentikkan jarinya dan salam sekejap mereka berdua ada di Ruangan Utama.
Saat itu, Ruangan Utama masih kosong, belum ada klinik dan lantai dua. Tapi sebuah etalase dan bangku-bangku panjang sudah ada. Aku melihat ada Baka Hyde yang tengah merapal mantera dan beberapa orang lain. Aku juga melihat Cherie dengan baju serba ungunya sepertinya tengah duduk membaca buku, dan Gyaboo yang segera menyambut mereka berdua
“Yauchi, selamat datang di Anime Fans, akan ku buktikan bahwa kekuatan sejati dalam pikiranmu, bukan hanya sekadar mengangkat pedang dan bertarung,” ujarku sambil tersenyum.
“hai, nick nameku Gyaboo, kalo kamu?” Gyaboo memperkenalkan dirinya kepada Yauchi.
Tubuhku lalu seperti tertarik keluar dan aku kembali keruangan awalku.
‘Jadi aku sendiri yang merekrut mereka, setelah End, Yauchi juga, Dan saat itu mereka berdua bergantian muncul,’ Aku menatap ke arah kedua diriku yang lain. ‘Lalu saat itu aku yang asli ada dimana?’
Closing BGM : SID – One Way

Tidak ada komentar:

Posting Komentar